Sejak itulah nasib Korea mulai berubah, sampai akhirnya mengundang Rusia dan Amerika Serikat untuk berlomba senjata. Toh akhirnya Korea terkena getahnya, Korea harus dipisah.
Bisul yang pecah
Sekitar 1945-an Jepang semakin tamak mencanangkan program Jepang Matahari Asia. Tentu saja semua negara gemas terhadapnya. Menjelang akhir Perang Dunia II, Sekutu mengultimatumkan Jepang agar menyerah tanpa syarat.
Tapi Jepang keras kepala. Maka jatuhlah bom atom AS memaksa Jepang mengakhiri perangnya. Dalam keadaan seperti itu Rusia menyatakan perang terhadap Jepang yang sedang sekarat pada tanggal 8 Agustus 1945.
Pernyataan ini dinilai berbau pengecut. Di Postdam, Amerika Serikat mengusulkan agar pasukan Soviet dalam menyerang Jepang hanya sampai garis pararel 38 dan AS menangani wilayah selatan. Usul inilah rupanya yang menjadi biang terpisahnya Korea Utara dengan Selatan.
Pemerintah AS bertekad meraih Seoul. Baru tanggal 8 September AS berhasil melucuti Jepang. Mereka mendaral di Inchon dekat perbatasan, bertemulah pasukan AS dan Rusia di garis 38. Tak bisa ditahan lagi pecahlah bisul peperangan antara Amerika Serikat dan Rusia.
Uni Soviet tidak membuang waktu setelah berhasil menendang keluar Jepang. Segera wilayah Utara di Sovietisasikan, sementara itu kericuhan politik dalam negeri Korea sendiri makin genting. Tokoh perjuangan Korea Dr Syngman Rhee tiba dari pengasingan segera menjadi figur sentral dalam perdamaian Korea.
Konferensi Moskwa yang diusahakan untuk pembentukan pemerintah, ternyata gagal. Akhirnya pemilu pertama dijalankan 10 mei 1948. Sebelumnya Soviet telah menolak pemilu, ini merupakan taktik untuk menghindari penggabungan.
Presiden pertama Korea Selatan Rhee dilantik 15 Agustus, yang segera diikuti dengan peiantikan Kim II Sung sebagai PM, sekaligus ketua partai komunis Korea Utara oleh Rusia. Kedua belah pihak saling mengklaim pemerintahan seluruh semenanjung Korea. Dengan terbentuknya kedua negara baru tersebut, berakhirlah usaha mempersatukan Korea.
Bulan Desember 1948 PBB menyerukan AS dan Uni Soviet menarik pasukannya dari Korea, keduanya mematuhi. Tapi sebelum mereka menarik diri dari negeri terpecah tersebut, telah dipersiapkan pasukan perang sebagai alat menyerang dan pertahanan. Namun Rusia jauh lebih intensif, justru tidak hanya melatih tapi juga mensuplai peralatan perang.
Sedang Amerika Serikat hanya meninggalkan senjata tua tanpa sebuah tank dan pesawat tempur. Korea Utara memiliki 200.000 tentara perang sedang Selatan hanya 95.000 tentara.
Begitulah kenyataannya hanya dalam tempo tiga hari pasukan Utara berhasil merebut kota Seoul ibu kota Korea Selatan. Pihak Utara memang memastikan dalam dua minggu seluruh semenanjung Korea dapat dikuasai.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR