Advertorial

Sudah Dewasa Tapi Masih Suka Cari Perhatian? Percayalah Itu Merugikan Diri Sendiri dan Orang Lain

Ade Sulaeman

Editor

Adalah sangat baik jika kita mampu menjauhkan diri dari perilaku cari perhatian. Dan semoga kita juga dihindarkan dari orang yang selalu menciptakan drama dari sikap cari perhatiannya.
Adalah sangat baik jika kita mampu menjauhkan diri dari perilaku cari perhatian. Dan semoga kita juga dihindarkan dari orang yang selalu menciptakan drama dari sikap cari perhatiannya.

Intisari-Online.com—Ketika anak kecil tidak berhasil mendapat perhatian dari orangtua atau orang dewasa lainnya, ia biasanya menciptakan drama dari perkataan dan perilakunya.

Anak-anak melakukan ini, karena baginya, perhatian yang negatif sekalipun tetaplah sebuah perhatian.

Hal ini mungkin saja terjadi karena anak-anak masih belum bisa menentukan mana hal yang positif, mana yang negatif.

Mereka juga belum mengerti mengenai batasan-batasan sikap, sehingga perilaku cari perhatian anak kecil bisa kita maklumi.

Tapi yang tidak masuk akal adalah jika orang dewasa melakukan hal sama seperti anak kecil itu untuk mencari perhatian.

Namun kenyataannya hal ini sering kali terjadi dalam hubungan orang dewasa.

Misalnya, tidak mau berbicara ketika marah, ngambek, bahkan mengancam melakukan hal-hal aneh ketika orang lain tidak merespons.

“Aku lebih baik mati saja”,”tidak ada yang peduli padaku”, “semua orang meninggalkanku”, merupakan perkataan yang diungkapkannya agar orang lain merespons dirinya.

Sebetulnya bukan karena dirinya ingin betul-betul diperhatikan, namun karena ia ingin melihat respons orang tersebut. Istilahnya untuk menguji orang lain.

Masalahnya, menciptakan drama dalam hubungan entah itu dengan pasangan, keluarga, maupun teman hanyalah memperburuk komunikasi, bukannya menyelesaikan masalah.

Tidak hanya itu, waktu terbuang sia-sia hanya untuk mengurusi drama cari perhatian yang tidak kunjung selesai.

Sebab menghadapi orang yang suka cari perhatian, sangatlah melelahkan.

Menghadapi orang yang suka cari perhatian dengan bikin drama dan bersikap kekanakan, itu butuh tenaga ekstra.

Karena sikapnya cenderung membuat kita merasa bersalah, merasa ada yang salah dengan diri kita, dan merasa bahwa kita bukanlah pribadi yang baik untuk orang itu.

Akhirnya lama-lama kita akan menarik diri darinya. Fatalnya hubungan pun bisa kandas.

Situs Psychologytoday.com menyebutkan bahwa penyebabnya beragam, namun beberapa hal yang paling sering memicu perilaku cari perhatian adalah: kurangnya konsep/harga diri yang baik.

Bukan berarti orang seperti ini orang yang jahat/buruk, namun ada satu bagian dalam hatinya yang merasa hampa, seolah hanya bisa diisi dengan perhatian orang lain.

Untuk berubah dari perilaku ini, si pelaku mesti menyadari kesalahannya ini.

Bahwa perilaku cari perhatiannya itu merupakan hal yang merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Kadang-kadang drama dalam kehidupan memang tidak terelakkan, tapi bukan berarti kita menjadikan perilaku drama alias suka cari perhatian sebagai gaya hidup.

Stop jadi drama queen (king)!

Artikel Terkait