Namun di tengah kepercayaan tinggi itu, muncul laporan merisaukan dari gerakan perlawanan Belanda, bahwa dua divisi panser SS Jerman yang mengundurkan diri dari Normandia diketahui berhenti di dekat Arnhem untuk mengaso dan memulihkan kekuatannya.
(Baca juga: Memperingati Invasi Normandia: Adakah yang Tahu Apa Arti 'D' dalam 'D-Day'?)
Divisi Panser SS Ke-9 dan Ke-10 itu merupakan bagian dari Korps Panser Kedua SS yang dipimpin Letjen Wilhelm Bittrich.
Intelijen Sekutu mengonfirmasi laporan tersebut, sehingga Kastaf Eisenhower, Jenderal Beddel Smith mengkhawatirkan prospek Market-Garden.
Ia menyarankan revisi rencana operasi tersebut. Namun Monty tidak tergerak dan mengesampingkan saran tadi. Foto udara juga menunjukkan tank Jerman dekat Arnhem, namun oleh pimpinan intelijen Sekutu dianggap kurang penting.
Hari Minggu 17 September, tak kurang dari 1.545 pesawat angkut C-47 dan 478 pesawat layang (glider) yang ditarik, bertolak dari 24 pangkalan udara di Inggris.
Armada udara yang mengangkut 16.500 pasukan payung dan 3.500 pasukan yang akan mendarat dengan pesawat layang itu, dikawal oleh 1.131 pesawat tempur.
Divisi Payung Pertama Inggris menuju sasarannya di Arnhem, Divisi Payung Ke-82 Amerika ke Nijmegen, dan Divisi Payung Ke-101 Amerika menuju Eindhoven.
Perlawanan Jerman lebih ringan dari yang diperkirakan semula. Dalam tempo singkat, ribuan terjun payung berkembang di udara, sementara pesawat glider mendarat untuk menumpahkan pasukannya.
Pasukan terjun payung Inggris yang dipimpin Mayjen Robert E. Urquhart mendarat di dekat S. Rhine, di barat kota Arnhem. Dengan cepat mereka bergerak menuju kota, dengan tujuan meguasai secepatnya jembatan jalan rayanya.
Pada awalnya tak ada perlawanan dari Jerman. Namun gerakan pasukan payung itu tiba-tiba dikacaukan oleh serangan para penembak jitu musuh.
Pasukan Inggris tidak menyadari tempat mereka mendarat, hanya sekitar 3 km dari Mabes Grup B Tentara Jerman pimpinan Marsekal Walther Model.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR