Advertorial

Melodi, Buah Koleksi 'Kompeni' yang Sakti Enyahkan Darah Tinggi

Ade Sulaeman

Penulis

Melodi, atau melon dieng, atau dikenal juga sebagai pepino, dipercaya bisa menurunkan tekanan darah Anda yang sedang meroket.
Melodi, atau melon dieng, atau dikenal juga sebagai pepino, dipercaya bisa menurunkan tekanan darah Anda yang sedang meroket.

Intisari-Online.com – Mengusir penyakit dengan alunan musik, memang sudah ada penelitiannya.

Tapi melodi yang satu ini bukan berarti mendengarkan melodi suatu jenis musik.

Melodi, atau melon dieng, atau dikenal juga sebagai pepino, bisa menurunkan tekanan darah Anda yang sedang meroket.

Tanaman Pepino, yang dalam bahasa latinnya Solanum muricatum Aiton ini ter­masuk famili Solanaceae (terong-terongan).

Katanya nih, tanaman ini dahulu koleksi warga Belanda yang tinggal di dataran Dieng, Jawa Tengah.

Karena ditemukan mula-mula di daerah Dieng inilah ma­kanya disebut sebagai melon dieng, atau di-singkat melodi.

Tanaman ini aslinya berasal dari Pegunungan Andes, Amerika Sela­tan, yang beriklim sedang, teruta­ma di wilayah Kolombia, Peru, dan Cile.

Banyak sebutan untuk nama tanaman ini. Ada yang mengenal sebagai pepino melon, melumbar, melon pear, tree melon, melon shrub, mellowfruit, dan melosa.

Di Indonesia ada yang menyebutnya husada dewa, puspita, atau buah melodi ungu.

Nama pepino sendiri berasal dari bahasa Spanyol, pepino dulce, yang artinya mentimun manis.

(Baca juga: Mulai dari Ginjal Hingga Asam Urat, Ini Dia Beragam Khasiat Kumis Kucing Berikut Cara Mengolahnya)

Ini untuk membedakannya dari mentimun yang juga disebut sebagai pepino.

Pepino dulce disebut mentimun manis karena rasanya mirip kombinasi antara menti­mun, blewah, dan melon.

Rasa pe­pino memang agak unik, dibilang manis tidak, asam bukan, anyep juga tidak.

Sejarawan Spanyol menyebutkan bahwa tanaman ini dibudidayakan di pantai, terutama di Lembah Moche, Peru.

Rupanya pepino belakangan lebih terkenal sebagai tanaman hias yang sering diguna­kan untuk kerajinan tangan dan seni Moche.

(Baca juga: Lewat Penelitian, Rahasia Kekuatan 'Mistis' Binahong Terungkap)

Bentuk buah pepino ada yang seperti tetesan air, oval, lonjong, bulat telur, atau panjang mirip terong.

Buah ini juga memiliki warna dasar berbeda-beda, ada yang ungu, hijau, atau kuning dan memiliki garis dengan warna tertentu pula.

Kulitnya yang bercorak garis-garis membujur memang menjadi daya tarik utama buah eksotik ini, meski banyak orang belum mengenalnya.

Di Indonesia, ada dua jenis pepino yang beredar.

Pepino ungu, memiliki kulit ungu berbintik putih dengan corak garis ungu tua, dan pepino putih yang berkulit putih kehijauan atau berwarna gading dengan corak garis ungu yang bisa berubah kekuningan bila matang.

Berat buahnya bisa mencapai ½ kg dengan panjang 15 cm.

Daging buahnya beraroma khas, berteks­tur lembut, mengandung kadar air yang tinggi, dengan biji yang bisa dimakan.

Pepino ungu memiliki daging buah berwarna jingga, se­mentara daging buah pepino putih berwarna kuning pucat.

Yang paling banyak dibudidaya­kan di Indonesia adalah pepino ungu.

Pepino tumbuh dengan subur di daerah dataran tinggi, misalnya di kawasan Puncak, Jawa Barat. Tanaman ini juga banyak dibudidayakan di Dieng, Jawa Tengah.

Tanaman ini dapat bertahan pada suhu rendah -2,5oC, meski banyak daunnya yang berguguran.

Namun karena kepekaannya ter­hadap dingin, hama, dan penyakit, petani terpaksa menanam kembali tanaman ini setiap tahun.

Tana­man ini juga dapat beradaptasi dengan baik untuk budidaya ru­mah kaca, dan mendapatkan hasil 2 – 3 kali lebih besar dari yang diperoleh di luar ruangan.

Cukup dengan stek

Tanaman hortikultura ini batang dan daunnya mirip tanaman cabe. Tingginya tidak lebih dari satu me­ter.

Batang tanamannya beruas-ru­as, yang bisa tumbuh tunas-tunas akar untuk perbanyakan tanaman.

Untuk tumbuh, tanaman ini perlu bantuan penyangga atau anjang-anjang. Penyangga juga untuk menjaga agar buah tidak menarik tanaman ke bawah.

Pengembangbiakannya di­lakukan dengan cara vegetatif. Tunas-tunas yang sudah ada calon akarnya, dipisahkan dalam polybag dan diperlakukan khu­sus.

Setelah disemai, tunas akan tumbuh menjadi tanaman lengkap dalam waktu dua-tiga minggu.

Perawatannya mudah dan tidak memerlukan banyak air. Setelah masa tanam satu bulan, bunga akan tumbuh.

Seperti halnya kerabat pepino, yaitu tomat atau terong, mu­suh utama tanaman ini adalah kumbang, kutu daun, lalat putih, tungau laba-laba, dan belalang pemakan daun.

Bibitnya tidak toleran terhadap gulma.Untuk memulai budidaya pe­pino, bibit difermentasi dulu satu minggu.

Kemudian bibit ditanam dalam lubang yang diberi pupuk kandang dengan jarak 1 meter x 50 cm. Bibit juga harus disiram seki­tar 10 – 12 hari sekali, bergantung kondisi.

Jika sudah subur tidak perlu ditambah pupuk. Dalam waktu tiga sampai empat bulan setelah tanam, panen per­tama sudah dapat dilakukan.

Buah yang sudah matang akan berwarna keemasan dan beraroma harum seperti melon.

Pada panenan tahap pertama, buah yang dihasil­kan termasuk kualitas terbaik, dengan bobot mencapai 300 g/buah.

Lalu pada panenan ke-2 hingga ke-5, buah yang dihasilkan semakin banyak, sedikitnya 20 buah/pohon.

Bisa saja sih perbanyakan tan­aman dengan menggunakan biji buah pepino dengan cara menyemai bijinya.

Namun, panenan baru bisa dilakukan setelah mencapai umur 6 – 8 bulan setelah tanam.

Karena buah pepino ini lebih dimanfaatkan sebagai pengobatan, maka pemupukan lebih diutamakan dengan menggunakan pupuk organik, agar khasiatnya tetap terjaga.

Setiap pohon dapat terus-menerus berbuah sepanjang tahun. Jumlah buah yang dihasil­kan setiap pohonnya mencapai lima hingga 10 kilogram.

Antiaging dan menjaga otak

Berdasarkan hasil analisis labo­ratorium uji teknologi pangan dan hasil pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), 2005, buah pepino memiliki kandungan asam, beta-karoten, vitamin C, protein, dan serat pati yang dibutuhkan oleh tubuh.

Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa pepino ren­dah lemak karena 95% kandungannya adalah air.

Dalam setiap 100 g buah pepino terkandung vitamin C 25,1 mg, protein 0,6 g, betakaroten 26,6 mg, dan asam 79,3 mg.

Tak salah jika pepino disebut buah husada dewa yang artinya digunakan oleh para dewa untuk pengobatan. Buah melodi ungu ini memang punya banyak khasiat sehat.

Meski belum banyak kajian­nya di Indonesia, hanya sebatas paparan kandungan gizi oleh UGM, di luar negeri sudah banyak penelitian mengenai pepino ini.

Karena tingginya kadar vita­min C, pepino memiliki kekuatan antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan.

Buah ini cocok untuk mengobati sariawan, meningkat­kan daya tahan tubuh, dan menu­runkan tekanan darah.

Vitamin C juga bertindak sebagai antioksidan untuk memperlambat proses penuaan (antiaging), menurunkan risiko penyakit jantung, dan keru­sakan otak.

Buah yang masih satu keluarga dengan tomat ini juga kaya akan betakaroten, terutama pepino ungu.

Betakaroten merupakan provitamin A, yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A yang berguna dalam proses penglihatan, reproduksi, serta metabo­lisme.

Betakaroten dikenal juga sebagai antioksidan pencegah kanker.

Seperti halnya buah-buahan, pepino mengandung banyak serat. Kandungan seratnya dapat mencegah sembelit, wasir, gang­guan pencernaan, dan tekanan darah tinggi.

Selain itu, serat pada pepino juga bermanfaat bagi pen­derita diabetes karena berperan mengendalikan laju gula dalam darah.

Pepino juga mengandung kalium cukup tinggi, sehingga dapat membantu para penderita hipertensi menurunkan tekanan darahnya.

Kalium juga befungsi mengatur elektrolit tubuh, menga­tur denyut jantung, menurunkan risiko stroke, dan penyakit jantung.

Dalam masyarakat tradisional, pepino juga dianggap dapat mengobati penyakit, berdasarkan ke­matangan buahnya.

Buah pepino yang dikonsumsi sudah matang dipercaya dapat mengobati tekanan darah tinggi, sariawan, disentri, wasir, asam urat, dan rematik.

Sementara, pepino yang masih mentah dianggap dapat mengobati penyakit maag, diabetes, menu­runkan kadar kolesterol, mencegah kegemukan, batu ginjal, dan stroke.

Sayangnya, pepino tidak bisa dibeli di sembarang tempat. Hanya di daerah pariwisata dan super­market. Daerah pariwisata pun di dataran tinggi seperti Dieng, Jawa Tengah, atau Batu, Malang.

Untuk penyimpanannya hanya bisa tahan empat hari dalam suhu ruang dan dalam keadaan sudah masak.

Segarkan hari dengan Pepino

Buah melon dieng ini bisa dimakan begitu saja, dibuat jus, untuk campuran salad, atau isi es buah.

Jika tidak suka dengan rasa pepino yang hambar, tambahkan saja jeruk nipis atau lemon untuk meningkatkan rasa buah ini.

Potensi pasar pepino cukup bagus bagus karena memang belum banyak yang mengusahakannya.

Potensi buah pepino yang bisa diusahakan, yakni dijual sebagai buah segar, sebagai produk kesehatan, sebagai jus, atau dibuat sebagai manisan atau keripik.

Dengan membuat produk olahan, tentunya ini akan menambah nilai jual pepino.

Karena kadar air dan gulanya yang cukup tinggi, mengolah buah pepino menjadi keripik tidak bisa dengan cara dijemur atau digoreng dengan alat-alat sederhana.

Harus menggunakan vacum fryer, mesin pembuat keripik yang menggoreng buah pada suhu di bawah 1000 C.

Uap air pada buah ditarik keluar dan keripik buah pepino yang dihasilkan lebih renyah.

Dengan mesin tersebut tidak diperlukan bahan pengawet, pemanis buatan, dan bahan kimia tambahan. Semuanya asli dari buah-buahan segar. (K. Tatik Wardayati)

(Seperti dimuat dalam Majalah Intisari edisi Mei 2014)

Artikel Terkait