Saya saksikan betapa tertibnya Subadio melaksanakan pesan ibundanya itu.
(Baca juga: Tragis, Ternyata Masih Banyak Orang yang Membenci Dirinya Sendiri, Ini Sebabnya)
Saya merasa Subadio orang yang berbahagia karena ia sudah matang, tetapi masih mempunyai seorang ibu yang bisa memberi pegangan hidup yang berharga.
Ibunda Subadio, Ibu Sastrosatomo, pernah datang menjenguk putranya di penjara dan saya merasa sangat terkesan oleh kepribadiannya.
Kalimat yang diucapkan setiap hari oleh Subadio sesudah tengah malam itu mengganggu nurani saya. Berkat pesan ibunya, Subadio bisa menentukan sikap.
Bagaimana sikap saya sendiri? Saya belum pernah memikirkannya.
Pandangan itu juga merangsangsaya untuk bertanya-tanya di dalam hati, "Bagaimana pandangan Ibu Sastrosatomo sendiri terhadap Soekarno?
Apakah ia membela Soekarno? Apakah ia seorang Indonesia suku Jawa yang mengkultuskan Soekarno? Mengapa ia berpesan agar putranya memohon pada Tuhan untuk memaafkan Soekarno?”
Saya menarik kesimpulan, Ibu Sastrosatomo tidak membela Soekarno.
Ia meminta putranya mengucapkan kalimat yang diajarkannya agar Subadio jangan hidup dengan membenci seseorang, sekalipun orang itu Soekarno yang menjebloskannya ke tahanan.
Hal ini dilakukannya terutama demi kesejahteraan batin putranya sendiri.
(Baca juga: Harlah NU: Kecewa terhadap Masyumi, Nahdlatul Ulama pun Sempat Menjadi Partai Politik)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR