Intisari-Online.com – Bulan Agustus saatnya rakyat Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Kami menurunkan kembali tulisan Bambang Irawan yang pernah dimuat di Intisari, untuk menjadikan cermin bagi kita di masa sekarang ini. Selamat membaca.
Kebanyakan pemimpin pergerakan nasional kita memiliki sifat serupa: jujur, tahan menderita, dan rela menolong sesama. Secara individual pun karakter mereka cukup unik. Apa saja sifat unik mereka?
Kala itu kisah ini menjadi bahan ejekan orang Belanda di Bengkulu. Tapi belakangan mereka terkejut, cita-cita Bung Besar tercapai.
Di Tokyo Bung Hatta diundang wakil ketua parlemen Jepang. Pihak Jepang mengundang Bung Hatta berkunjung ke Manchuria, tapi secara halus ia menolak. Bung Hatta tidak suka baik militerisme Jepang maupun imperialisme Belanda. Beberapa orang kuat membujuk, termasuk Menteri Pertahanan Jenderal Araki. Menurut Araki, kalau Bung Hatta bersedia, kapal Johore Maru siap berangkat dari Kobe. Bung Hatta tetap menolak, gagal totallah keinginan Jepang untuk memperalat Bung Hatta.
Suatu ketika Sjahrir dan anak-anak angkatnya pergi ke Cipanas untuk menyimpan radio di rumah iparnya, karena ia mendapat radio pengganti. Beberapa bulan kemudian si Oom, panggilan anak-anak angkat kepada Sjahrir, bermaksud mengambil radio yang dititipkan pada iparnya. Tetapi ia amat kecewa karena radionya rusak. Rupanya, karena takut tertangkap, si ipar menyembunyikannya dalam tanah alias ditanam.
- bersambung -