Mereka berusaha mendapatkan yang terbaik dari kunjungan itu dengan membawa pulang berbagai suvenir.
Kelak, dua hari perjalanan yang diadakan itu berubah menjadi mimpi buruk. Dua ribu orang harus tidur di atas persediaan tempat tidur yang hanya berjumlah 300 buah.
Sebuah pipa meledak di gudang penyimpanan dan membanjiri pasokan makanan, sehingga tidak ada makanan tersisa selain beberapa ayam yang telah diawetkan, daging asap, dan roti biskuit yang sudah mengeras.
Para penumpang telah dipungut biaya yang amat mahal, tapi sebagian besar terpaksa menghabiskan malam itu di bawah udara terbuka dan mengalami hal yang tidak nyaman akibat tiupan sisa bara api dari kelima cerobong asap kapal itu.
Di pagi hari tidak ada air untuk membersihkan diri.
Para penumpang setidaknya berharap akan cepat berlabuh namun karena beberapa kesalahan navigasi kapal Great Eastern telah salah arah sepanjang malam itu dan berada sejauh 100 mil di samudera.
Tidak ada makanan tersisa untuk sarapan pagi atau makan siang. Ketika akhirnya mendarat, mereka begitu lapar, jengkel dan lelah sehingga para penumpang itu saling berkelahi untuk cepat keluar dari kapal.
Perjalanan kedua pun diumumkan, namun tentu saja hanya sedikit karcis terjual. New York pun merasa kecewa dengan kapal raksasa itu.
Diam-diam akhirnya kapal itu berangkat menuju Inggris dengan hanya membawa 90 penumpang. Namun perjalanan pulang kapal itu tidak berlangsung mulus.
Di tengah samudera Atlantik sebuah sekrup merenggang dan di Milfrod Haven kapal itu menabrak lambung sebuah kapal kecil hingga menenggelamkan kedua penumpangnya.
Kemudian kapal besar itu menabrak kapal Blenheim.
Tak pernah dipuji
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR