Kecelakaan fatal selama pembangunan berlangsung kurang dari rata-rata - empat pekerja dan seorang penonton.
Namun seorang tukang dan pembantunya menghilang. Muncul rumor, mereka telah terkunci di dalam ruang kedap udara di lambung kapal itu.
Teriakan minta tolong mereka tak terdengar akibat ketukan palu.
Penyandang dana semula kehabisan uang ketika harga pelat besi naik dan pekerjaan terhenti sampai Brunei berhasil mengumpulkan lebih banyak uang.
(Baca juga: Kisah Rahasia Hantu-hantu di Istana Inggris yang Dibawa Hingga ke Liang Kubur)
Peluncuran lambung kapal dengan bobot terberat dalam sejarah menuju sungai Thames harus dilaksanakan dari samping.
Diperlukan hampir tiga bulan untuk menggerakkan kapal itu sejauh 330 kaki turun ke dalam air. Rantai kapal berderit, barang-barang tenggelam, sejumlah mesin hidraulik meledak di bawah tegangan tinggi.
Dari hari ke hari Brunei bekerja menyelesaikan kapal raksasa itu yang semakin mendekati peluncurannya di air.
Wartawan majalah Times di London menulis, "Kapal itu tergeletak di pinggir sungai yang akan membawanya menuju samudera, namun dia tidak mau membasahi bibirnya."
Ketika peluncuran itu akhirnya dilakukan pada hari terakhir bulan Januari 1858, biaya yang ditelan mencapai 1000 poundsterling setiap meternya.
Pengeluaran total telah mencapai angka lebih dari 1 juta poundsterling.
Ongkos menyelesaikan kapal itu membuat bangkrut perusahaan berikutnya, namun sekali lagi Brunei berhasil mengumpulkan cukup uang untuk melanjutkannya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR