“Kami pikir masalah terbesar bagi Dagmara bukanlah rasisme, tapi juga ada tindakan intimidasi,” ia menambahkan.
Lewis Simpson, pacar Dagmara, mengatakan bahwa mereka bertemu di sekolah dasar dan telah berkencan sejak mereka berusia 14 tahun.
Lewis mengatakan, Darmaga pernah bercerita kepadanya bahwa teman-temannya yang lain memberikan komentar rasis kepadanya seperti “sana, kembali ke negara asalmu!” dll.
Pengadilan Coroner Cornwell, di Truro, juga mendengar bahwa Dagmara sempat dibawa ke rumah sakit oleh pamannya sehari sebelum kematiannya. Hal itu karena tangannya terluka parah setelah memaksa memukul tempok saat pelajaran setelah beberapa gadis lainnya menertawakannya.
Si paman bilang, saat berkendara ke rumah sakit, mereka melihat dua gadis berseragam Pool Academy. Dagmara sempat bilang ke pamannya untuk segera pergi, tapi si paman tak menanggapinya dengan serius.
Keesokan harinya, persisnya pukul enam sore, Dagmara menelepon pamannya itu ketika ia sedang berada di pabrik ikan—orangtua Dagmara juga bekerja di sini. Dalam telepon itu Dagmara menangis sembari bilang telah meminum beberapa tablet.
Ayah Dagmara, Jedrzej, bilang: “Ia mengatakan bahwa ia punya masalah di sekolah yang tidak saya mengerti.”
Ia bilang begitu seperti sedang tidak menenggak beberapa tablet. Mereka pun mengirimnya kembali ke sekolah.
“Istri dan saya berterus bertanya-tanya apakah tak sebaiknya membiarkan Dagmara di sekolah saja hari itu, tapi tidak ada tanda fisik bahwa ia telah mengambil tablet, jika tidak kami akan membawanya ke rumah sakit,” tambahnya.
Mereka memang tinggal terpisah. Ayah dan ibunya tinggal Redruth sementara Dagmara sendiri tinggal di Truro College untuk belajar fotografi. Ia punya adik perempuan di Pennoweth Primary School sebagai bocah Polandia pertama yang belajar di sekolah itu.
Seorang pegawai di Pool Academy, Susan Kent, mengaku Dagmara tidak pernah mengadu kepada orang sekolah soal tindakan rasis itu. “Dagmara tidak pernah bercerita,” ujarnya.
Guru lain menggambarkan Dagmara sebagai sosok yang ramah, bahagia, sporty, dan sangat cantik. Meski demikian, ia khawatir Dagmara menderita disleksia.
Dari video CCTV diketahui, Dagmara memasuki toilet tempat ia meninggal pada pukul 12.14 dan ditemukan oleh siswa lainnya satu jam 36 menit kemudian, persisnya pukul 13.50. petugas medis tiba di toilet pukul 15.09.
Dari pemeriksaan, disimpulkan bahwa kematian Dagmara adalah “tergantung”.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR