Intisari-Online.com - Seorang gadis kelahiran Polandia ditemukan tewas tergantung di toilet di sekolahnya. Dari pemeriksaan yang sudah dilakukan selama setahun diketahui bahwa ia sering mengalami intimidasi dan disebut sebagai “Polandia bodoh”.
Ia juga kerap disuruh kembali ke “negara aslinya”.
(Baca juga: Gantung Balita dari Jendela Lantai 15 Hanya Demi 1.000 Likes, Akhir Cerita Pria Ini Sungguh Tragis)
Dagmara Przybys bercitac-cita ingin menjadi seorang fotografer. Tak lama setelah membeli gaun promnya yang telah lama ia tunggu, ia ditemukan gantung diri di toilet Pool Academy, Inggris, pada 17 Mei 2016.
Pada Senin (17/7) kemarin, dalam sebuah pemeriksaan atas kematiannya, diketahui bahwa Dagmara kerap mengalami masalah dengan beberapa gadis di sekolahnya.
Ia juga pernah bilang ke orangtua dan pacarnya bahwa ia telah menerima tindakan rasis dari teman-temannya itu.
Dalam sebuah pernyataan, ibu Dagmara, Ewelina, mengatakan bahwa putrinya, yang punya paras yang cantik, dianggap lebih pintar dalam berteman, termasuk teman-teman lelaki. Ia juga sudah berkencan cukup lama dengan pacarnya.
“Dagmara sering berbicara dengan saya tentang masalahnya dan ia terluka jika seseorang mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan hatinya,” ujarnya Ewelina.
Ia juga mengerti bila putrinya punya masalah dengan seorang teman perempuannya yang memanggilnya “Dagmara”.
“Saya tidak tahu persis apa yang dikatakan,” tambahnya.
“Kejdian ini baru terjadi beberapa hari sebelum Dagmara meninggal dunia… Saya tidak tahu apakah insiden ini bersifat rasis; namun, saya dapat mengatakan bahwa pada beberapa kesempatan ia mendengar seperti ‘Polandia bodoh’.”
Menjawab pertanyaan Dale Collins, yang mewakili Pool Academy, orangtua Dagmara—yang tidak hadir dalam persidangan, mengatakan bahwa beberapa murid telah membuat komentar rasis kepada Dagmara beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir sebelium kematiannya.
“Kami pikir masalah terbesar bagi Dagmara bukanlah rasisme, tapi juga ada tindakan intimidasi,” ia menambahkan.
Lewis Simpson, pacar Dagmara, mengatakan bahwa mereka bertemu di sekolah dasar dan telah berkencan sejak mereka berusia 14 tahun.
Lewis mengatakan, Darmaga pernah bercerita kepadanya bahwa teman-temannya yang lain memberikan komentar rasis kepadanya seperti “sana, kembali ke negara asalmu!” dll.
Pengadilan Coroner Cornwell, di Truro, juga mendengar bahwa Dagmara sempat dibawa ke rumah sakit oleh pamannya sehari sebelum kematiannya. Hal itu karena tangannya terluka parah setelah memaksa memukul tempok saat pelajaran setelah beberapa gadis lainnya menertawakannya.
Si paman bilang, saat berkendara ke rumah sakit, mereka melihat dua gadis berseragam Pool Academy. Dagmara sempat bilang ke pamannya untuk segera pergi, tapi si paman tak menanggapinya dengan serius.
Keesokan harinya, persisnya pukul enam sore, Dagmara menelepon pamannya itu ketika ia sedang berada di pabrik ikan—orangtua Dagmara juga bekerja di sini. Dalam telepon itu Dagmara menangis sembari bilang telah meminum beberapa tablet.
Ayah Dagmara, Jedrzej, bilang: “Ia mengatakan bahwa ia punya masalah di sekolah yang tidak saya mengerti.”
Ia bilang begitu seperti sedang tidak menenggak beberapa tablet. Mereka pun mengirimnya kembali ke sekolah.
“Istri dan saya berterus bertanya-tanya apakah tak sebaiknya membiarkan Dagmara di sekolah saja hari itu, tapi tidak ada tanda fisik bahwa ia telah mengambil tablet, jika tidak kami akan membawanya ke rumah sakit,” tambahnya.
Mereka memang tinggal terpisah. Ayah dan ibunya tinggal Redruth sementara Dagmara sendiri tinggal di Truro College untuk belajar fotografi. Ia punya adik perempuan di Pennoweth Primary School sebagai bocah Polandia pertama yang belajar di sekolah itu.
Seorang pegawai di Pool Academy, Susan Kent, mengaku Dagmara tidak pernah mengadu kepada orang sekolah soal tindakan rasis itu. “Dagmara tidak pernah bercerita,” ujarnya.
Guru lain menggambarkan Dagmara sebagai sosok yang ramah, bahagia, sporty, dan sangat cantik. Meski demikian, ia khawatir Dagmara menderita disleksia.
Dari video CCTV diketahui, Dagmara memasuki toilet tempat ia meninggal pada pukul 12.14 dan ditemukan oleh siswa lainnya satu jam 36 menit kemudian, persisnya pukul 13.50. petugas medis tiba di toilet pukul 15.09.
Dari pemeriksaan, disimpulkan bahwa kematian Dagmara adalah “tergantung”.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR