Mekanisme itu merupakan cara suatu organisme dan gen-gennya bertahan hidup ketika kekurangan makanan.
Namun pembatasan kalori ternyata memunculkan efek-efek sampingan yang tidak diduga sebelumnya.
Binatang percobaan menjadi lebih energik, efisiensi sistem kekebalan dan kemampuan sel untuk melindungi kandungan informasi DNA-nya meningkat.
Di lain pihak kesuburannya menurun. Ketika diberi makan berlebihan, si betina kembali subur.
"Kami menyaksikan sendiri binatang-binatang pengerat itu beranak pada umur, yang kalau manusia sama dengan 95 tahun," kata Hart.
(Baca juga: Meminum Sperma Bisa Membuat Panjang Umur, Benarkah?)
Agar tidak kelaparan, kandungan gizi dalam diet ketat itu dibuat tetap tinggi. Selain kesuburan menurun, efek negatif lainnya ialah turunnya suhu tubuh.
Binatang yang dibatasi makannya tidak tahan dingin.
"Beberapa tahun lagi mekanisme kenapa pembatasan kalori membawa dampak seperti itu dapat kami pahami sepenuhnya," kata Hart.
Lima tahun ke depan, tambahnya, ia berharap akan mampu mengembangkan terapi yang masih eksperimental ini untuk menghasilkan efek-efek positif tanpa harus diet ketat.
"Hasilnya nanti berupa produk yang bisa dijual untuk umum. Bayangkan saja, sebutir pil yang bisa memperpanjang usia dan meningkatkan kesehatan!" kata Hart, penerima sejumlah penghargaan, yang terkenal dengan karya ilmiahnya tentang peranan DNA dalam memerangi kanker.
Etiskah memperpanjang usia?
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR