Saya juga menyarankan agar Tutut dan adik-adiknya menarik diri dari pasar dan tidak lagi terlibat dalam proyek-proyek baru.
Tapi Tutut menolak, bahkan membantah bahwa keterlibatan mereka dalam dunia usaha tidak berpengaruh pada perekonomian.
Tiga hari setelah Suharto berpidato tentang APBN yang tidak sesuai dengan kesepakatan dengan IMF, Siti Hediati Hariyadi Prabowo (Titiek) menemui saya.
Ia diutus ayahnya untuk minta bantuan kepada kami agar bisa mendapatkan obligasi dalam dolar AS.
Saya bilang, obligasi tak akan banyak membantu jika kepercayaan merosot.
Lantas Titiek meminta bantuan kami agar mencegah spekulasi perdagangan rupiah, dan kalau bisa mengatur agar dana orang Indonesia yang diparkir di Singapura dibawa ke Indonesia.
Saya katakan, tak seorang pun bisa mengatur orang lain menaruh uang di mana karena transaksi masa kini hanya dengan memencet tombol komputer.
Suharto masih bertahan. Tapi kerusuhan belanjut. Penembakan mahasiswa, penjarahan, pembakaran, dan pemerkosaan.
Pemahaman umum menyimpulkan itu perbuatan orang-orang Letjen.
Prabowo, menantu Suharto yang menjabat Pangkostrad, untuk menunjukkan bahwa Panglima ABRI Wiranto tidak mampu mengatasi keadaan.
Harapannya, Suharto akan memberikan kedudukan Wiranto kepada Prabowo.
Tapi apa lacur, sekembali dari Kairo, 15 Mei, Suharto sendiri yang kehilangan kedudukan.
Saya bertemu Prabowo dua kali, tahun 1996 dan 1997. Ia cekatan, cerdas, namun omongannya sering keterlaluan.
Pada 7 Februari 1998 ia mengunjungi saya dan Goh secara terpisah di Singapura.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR