Lalu apakah Rogers menyalahkan para hewan tersebut?
Jelas tidak, sebab hewan tersebut berada di sana atas inisiatif manusia. Karenanya Rogers hanya akan menyalahkan manusia.
"Manusia memutuskan berapa banyak hewan yang mereka bahwa ke sana dan bagaimana mereka bergerak," kata Rogers.
Baca Juga : Ibu Muda Ini Rela Punggungnya 'Babak Belur' Demi Lindungi Bayinya dari Badai dan Hujan Es
“Mereka memburu para predator dan membuat rusa merasa lebih aman makan di Pando.”
“Belum lagi ada orang yang membangun rumah dan jalan di Pando. Mereka menghancurkan bagian lain Pando.”
Pada Juni 2016 dan 2017, para peneliti pernah melakukan survei untuk mengukur ukuran, usia, dan kesehatan pepohonan di seluruh hutan.
Hasilnya malah lucu. Mereka menemukan banyaknya kotoran hewan di sana.
“Dengan banyaknya jumlah kotoran hewan yang kami temukan di sana, maka kami bisa mengira seberapa sering mereka berkunjung ke sini,” kata Rogers.
Perlu Anda ketahui, Pando tidak seperti pohon lain. Dia sangat luas dan berat. Namun hanya memiliki satu buah akar yang sama.
Mereka tidak bisa bisa hidup lama dan tumbuh kembali layaknya pohon-pohon lainnya.
“Mereka mengirim sinyal hormonal setiap kali salah satu dari mereka mati. Sinyal tersebut menyebar dari akar, bukan dari biji.”
“Itu mekanisme bertahan hidupnya.”
“Dan ketika mereka sedang sekarat, mereka tidak bisa tumbuh kembali,” tutup Rogers.
Baca Juga : Dituduh Rencanakan Pembunuhan, Cinta Clift Sangra kepada Suzanna Begitu Besar Meski Lebih Muda 23 Tahun
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR