Advertorial

Organisme Terbesar di Dunia Ini Sedang Sekarat, Penyebabnya? Siapa Lagi Kalau Bukan Manusia

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Pando adalah organisme terberat di dunia dengan berat 5,8 juta kg dan terletak di Utah tengah, Amerika Serikat.
Pando adalah organisme terberat di dunia dengan berat 5,8 juta kg dan terletak di Utah tengah, Amerika Serikat.

Intisari-Online.com – Tahukah Anda apa organisme terberat di Bumi kita yang tercinta ini?

Jika Anda menjawab ikan paus, gajah, atau malah dinosaurus, maka Anda salah.

Organisme terberat di Bumi adalah pohon.

Atau lebih tepatnya, pepohonan yang terdiri dari 40.000 pohon klonal, di mana semuanya terhubung oleh akar yang sama.

Baca Juga : Sebuah Kota di China Berniat Ciptakan 'Bulan' Untuk Ganti Lampu Jalanan Kota, Bisakah?

Dilansir dari earther.gizmodo.com pada Rabu (17/10/2018), namanya adalah Pando.

Pando adalah organisme terberat di dunia dengan berat 5,8 juta kg dan terletak di Utah tengah, Amerika Serikat.

Para ilmuwan percaya bahwa Pando telah tumbuh sejak Zaman Es terakhir.

Namun setelah puluhan ribu tahun tumbuh dan berkembang, Pando mengalami masalah.

Apa itu?

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh PLOS One pada hari Rabu kemarin menerangkan bahwa Pando tidak akan tumbuh lagi.

Dari hasil pemeriksaan komprehensif pertama, dari 106 hertar hutan klonal aspen, menyimpulkan bahwa Pando tidak tumbuh.

Ya, hutan ini telah tidak bereprouksi sendiri. Setidaknya sejak 30 hingga 40 tahun yang lalu.

Apa penyebabnya?

Dengan jelas, Paul Rogers, direktur Aliansi Aspen Barat di Universitas Negeri Utah, mengatakan bahwa itu salah kita, para manusia.

“Kitalah orang-orang yang menyebabkan kehancurkan organisme terberat di dunia tersebut,” kata Rogers.

Baca Juga : Viral Foto Wajah Wanita 'Cantik' Berubah Menyeramkan saat Dibalik, Benarkah Hanya Ilusi Optik?

Lanjut Rogers, orang-orang telah membiarkan beberapa hewan, seperti rusa lokal hingga populasi ternak masuk ke dalam hutan.

Lalu mereka melakukan penggembalaan. Seperti memberi makan hewan gembalanya tumbuhan di pohon.

Pada akhirnya, banyak tua yang mati.

Bahkan studi ini juga menjelaskan bahwa pohon tertinggi pun tak memiliki daun.

Padahal diketahui selain para hewan gembala tersebut, Pando sudah dihuni oleh beberapa predator. Seperti beruang, serigala, dan singa.

Sayangnya, karena terlalu sering diburu, para penjaga Pando tersebut tidak bisa ‘menjaga’ lagi.

Tidak heran para peternak berani membawa hewan ternak mereka untuk ‘makan’ di pepohonan Pando.

Lalu apakah Rogers menyalahkan para hewan tersebut?

Jelas tidak, sebab hewan tersebut berada di sana atas inisiatif manusia. Karenanya Rogers hanya akan menyalahkan manusia.

"Manusia memutuskan berapa banyak hewan yang mereka bahwa ke sana dan bagaimana mereka bergerak," kata Rogers.

Baca Juga : Ibu Muda Ini Rela Punggungnya 'Babak Belur' Demi Lindungi Bayinya dari Badai dan Hujan Es

“Mereka memburu para predator dan membuat rusa merasa lebih aman makan di Pando.”

“Belum lagi ada orang yang membangun rumah dan jalan di Pando. Mereka menghancurkan bagian lain Pando.”

Pada Juni 2016 dan 2017, para peneliti pernah melakukan survei untuk mengukur ukuran, usia, dan kesehatan pepohonan di seluruh hutan.

Hasilnya malah lucu. Mereka menemukan banyaknya kotoran hewan di sana.

“Dengan banyaknya jumlah kotoran hewan yang kami temukan di sana, maka kami bisa mengira seberapa sering mereka berkunjung ke sini,” kata Rogers.

Perlu Anda ketahui, Pando tidak seperti pohon lain. Dia sangat luas dan berat. Namun hanya memiliki satu buah akar yang sama.

Mereka tidak bisa bisa hidup lama dan tumbuh kembali layaknya pohon-pohon lainnya.

“Mereka mengirim sinyal hormonal setiap kali salah satu dari mereka mati. Sinyal tersebut menyebar dari akar, bukan dari biji.”

“Itu mekanisme bertahan hidupnya.”

“Dan ketika mereka sedang sekarat, mereka tidak bisa tumbuh kembali,” tutup Rogers.

Baca Juga : Dituduh Rencanakan Pembunuhan, Cinta Clift Sangra kepada Suzanna Begitu Besar Meski Lebih Muda 23 Tahun

Artikel Terkait