Advertorial
Intisari-Online.com – Dimana harta kekayaan Tutankhamon dipamerkan, orang membanjir untuk menontonnya, biar pun ada juga yang takut akan terbawa sial.
Namun kenyataannya orang yang ingin melihat harta peninggalan firaun yang pernah memerintah lebih dari 3200 tahun yang lalu itu lebih banyak. Mungkin justru sekarang sejarah penemuannya ini lebih menarik.
Mari kita simak tulisan sang Dewa Emas ini, Tutankhamon Dewa Emas yang Kini Dielu-elukan di Seluruh Dunia, seperti yang pernah ditayangkan oleh Majalah Intisari edisi September 1979.
Walaupun masih pagi sekali hari sudah terang di gurun pasir "Lembah Raja-raja". Howard Carter pergi sendiri ke tempat itu. Setengah jam sebelumnya buruh Mesir sudah mulai bekerja. Ketika itu tanggal 4 Nopember 1922. Usaha berikutnya untuk mencari makam firaun Tutankhamon tidak akan ada lagi.
Baca Juga : Hatschepsut, Sang Wanita Firaun yang Membangun Kuil Makamnya Sendiri
Kesempatan terakhir ini pun sudah suatu hadiah. Soalnya Lord Carnarvon, seorang Inggeris juga seperti Carter, yang selama 30 tahun membiayai pencarian itu akan mengundurkan diri. Selama itu ia sudah mengeluarkan banyak uang.
Hanya desakan Carter yang sedang kebingunganlah berhasil membujuk Carnarvon untuk memberinya kesempatan terakhir. Rupanya Lord ini juga tidak memberi harapan terlalu banyak.
Buktinya ia tidak ikut ke Mesir untuk mengamati pekerjaan itu sendiri seperti biasanya. Ia tetap di Inggeris.
Carter mengulurkan lehernya. Dari tempat orang-orang menggali sejak pagi buta tidak terdengar suara.Ada apa? Carter menghentakkan kakinya ke sanggurdi.
Baca Juga : Ternyata Pajak Sudah Ada Sejak Zaman Dulu, Tepatnya pada Zaman Firaun
Ketika ia turun dari pelana kudanya, ia melihat orang tidak bekerja. Sambil berpegang pada pacul dan linggis para pekerja mengelilingi mandor Ahmed Gurgar. Semua memandang Carter dengan penuh perhatian.
"Ada apa," tanya Carter. "Mengapa kalian tidak bekerja." Namun sebelum Ahmed bisa menjawab dalam bahasa Inggerisnya yang terputus-putus Carter sudah melihat sendiri. Ia menahan nafasnya.
Hati Carter berdebar-debar
Enampuluh cm di bawah gubuk yang 3000 tahun yang lalu digunakan oleh para buruh makam Mesir untuk berteduh, para pekerja telah menemukan tangga. Gubuk tersebut telah ditemukan Carter beberapa waktu sebelumnya.
Baca Juga : Fotografer Harry Burton Adakan Pameran Foto Tentang Penemuan Makam Raja Tutankhamun di Mesir
Tangga itu dibuat dalam batu-batuan kapur. Mungkin di bawah tangga itu masih ada tangga lain yang menuju ke tempat rahasia jauh di dalam.
Sepanjang hari Carter memerintahkan untuk menggali terus. Mereka tidak beristirahat biarpun matahari menyengat. Enambelas anak tangga berhasil digali sebelum mereka mencapai pintu yang tertutup.
Carter menemukan sebuah cap sebagai hiasan. Gambarnya seekor binatang jakal yang berbaring di atas sembilan narapidana yang sedang berlutut.
Sekali lagi jantung Carter berdetak lebih keras. Ini meterai terkenal seorang pendeta tinggi yang lebih dari 1000 tahun sebelum Masehi mengurus pemakaman di "Lembah Raja-raja" ini.
Baca Juga : Di Museum Ini, Pengunjung Akan Dipandu oleh Mumi Raja Tutankhamun
Carter menghadapi godaan besar yaitu untuk langsung mendobrak pintu itu dan melihat apa di dalamnya. Namun sebaliknya ia memerintahkan pekerja yang bengong untuk menutupi lagi tangga-tangga itu. Kemudian ia bergegas ke Luxor. Asistennya A.R. Callender diperintahkan untuk menjaga dengan senapan yang terisi.
Di Luxor ia minta kepada yang berwajib agar sekelompok tentara bersenjata dari Sudan "Camel Coast Guard" dikirim ke lembah Raja-raja. Soalnya Carter tahu bahwa penemuan tangga kapur itu dan pintu dengan meterai itu akan pasti cepat tersebar.
Tanpa perlindungan militer penggali makam akan segera membereskan pekerjaan Carter yang belum selesai.
Kemudian Carter pergi ke kantor Eastern Telegraph Company. Dari situ ia mengirim tilgram ke Inggeris ke Lord Carnavon. Isinya: "Akhirnya telah ditemukan sesuatu yang menakjubkan di lembah Makam dehgan segel yang masih utuh. Akan tetap ditutup sampai Anda datang."
Baca Juga : Kutukan Penuh Aura Kematian dari Harta Karun Raja Firaun Tutankhamun yang Menimpa Para Penggali Makamnya
Kekhawatiran Carter bahwa maling akan berdatangah beralasan. Hampir semua makam yang ditemukan para arkeologi di Lembah Raja-raja semua sudah habis dirampok. Misalnya milik Sethos I, Ramses I dan banyak firaun besar. Namun sering perampokan itu sudah terjadi di jaman kuno.
Di atas sebuah gulungan papirus kuno ada protokol pengadilan terhadap seorang anggota kelompok perampok makam yang dilakukan lebih dari 3000 tahun yang lalu.
Menurut Arnold C. Brackmann dalam bukunya "Mereka menemukan dewa emas" ini merupakan berita tertua di dunia mengenai kejahatan yang terorganisir.
Separuh dari gerombolan yang terdiri dari 39 orang itu termasuk golongan tinggi keagamaan. Di antara mereka terdapat pendeta tinggi yang ikut membalsam firaun tersebut. Mereka tentu tahu liku-liku makam.
Baca Juga : Inilah Abu Simbel: Kuil Agung dari Masa Firaun Ramses II yang 'Bergerak'
Biarpun mereka percaya bahwa merusak jenasah akan mengusik keabadian jiwa, mereka toh berbuat demikian dengan mengkhianatinya sehingga perampok bisa menemukan makam. Mummi dibiarkan rusak dan harta kekayaan diambil.
Firaun selalu berusaha untuk menghindari kejahatan seperti itu. Pada akhir abad ke 19 arkeolog Sir William Petrie telah menemukan lorong dalam sebuah makam. Berminggu-minggu lamanya timnya menggali terus. Ternyata lorong buntu.
Rupanya itu lorong untuk menyesatkan para perampok. Satu-satunya yang ditemukan Sir William ialah koran Paris tua yang ditinggalkan seorang maling modern setelah ia masuk kedalam makam palsu itu.
Mata patung bergerak
Baca Juga : Tentara Bayaran Pemburu ‘Uang Berdarah’, Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Firaun
Pada tanggal 24 Nopember 1922 Carter ke Kairo untuk menyambut Lord Carnarvon, cukongnya selama ini. Kali ini bangsawan itu tidak datang dengan isteri tetapi dengan puterinya yang masih muda, Lady Evelyn.
Bertiga mereka langsung ke Luxor. Kali ini Lord Carnarvon sudah dijangkiti demam ingin tahu. Ia sudah mencairkan uang lebih banyak untuk melakukan pencarian lebih lanjut.
Namun ketika Carter untuk kedua kalinya menggali pintu yang tertutup di bawah 16 tangga itu ia gembira campur kaget lagi. Ia senang karena pada pintunya ia menemukan segel kedua yakni milik firaun Tutankhamon.
Kagetnya: Ketika diselidiki lebih cermat ternyata sudah pernah dibuka dan ditutup kembali.
Baca Juga : Wow, Belati Milik Firaun ke-11 Mesir Kuno Ini Terbuat dari ‘Besi Meteorit’ Lho
Kini Carter memerintahkan untuk mendobrak dinding itu. Di dalamnya ada gang gelap penuh dengan bongkahan batu lebih ke dalam. Semalam suntuk mereka sibuk membereskan bongkahan batu itu. Lebih lama lebih kecil harapan Carter.
"Kurang ajar" ia mengumpat diam-diam ketika para pekerja menemukan peti, vas dan bejana pecah di bawah bongkahan batu itu. Ia tahu apa maksudnya. Bahwa perampok sudah pernah masuk ke sini.
Namun sekali lagi ada suasana gembira. Mereka menemukan pintu bersegel lagi, delapan meter di bawah pintu pertama. Dengan hati-hati Carter membuat lubang, lalu ditusuk dengan pipa. Ternyata di dalamnya ada ruangan besar tanpa puing. Rupanya perampok tidak sampai di sini.
Dengan hati yang gemetar Carter memperbesar lubang di dinding sampai ia bisa memasukkan lilin dan melihat apa iainya. Yang dilihatnya membuat tanggal 26 November itu hari paling indah dalam hidup Carter.
Baca Juga : Patung Firaun Ramses II Raksasa Ditemukan Tersembunyi di Area Kumuh Kairo
Kini sudah tidak diragukan lagi. Lebih dari 3000 tahun setelah kematian Firaun, telah ditemukan makam Tutankhamon yang utuh.
"Ketika mata saya sudah terbiasa dengan kegelapan, bermunculan barang-barang indah semua dari emas gemerlapan, binatang jarang, patung. Demikian kemudian kesan-kesannya waktu itu.
Sepuluh minggu telah lewat ketika hampir 2000 barang yang tak ternilai harganya dikumpulkan. Ada mebel emas, patung emas, bejana dan sebagainya. Semuanya harus diperiksa dan diangkut. Banyak sarjana yang ikut membantu dengan penuh semangat.
Di antaranya seorang Inggeris James Henry Breasted yang pada suatu hari mengalami kengerian. la duduk di ruang makan untuk membuat kopi 150 cap di dinding.
Baca Juga : Penelitian Terbaru Tunjukkan bahwa Firaun Ramses III Meninggal dengan Luka-luka Parah
Dalam suasana setengah gelap ia langsung menatap patung dua penjaga kerajaan yang besarnya seperti manusia biasa, yang berhadapan dengan dia. Ia yakin, mata dari patung itu bergerak.
Breasted mencari keterangan dan sampai pada kesimpulan bahwa karena kelembaban dan suhu dalam ruangan itu, pigmen warna yang digunakan untuk mengecat mata mengkilat dan mengelupas.
Kelupasan itu peka dan mereflektir sinar lampunya dan memberi kesan hidup yang mengerikan kepada patung itu.
Namun selain itu masih ada banyak hal yang menakutkan dan sulit diterangkan dalam makam Tutankhamon. Sekarang pun setelah seluruh ruangan diperiksa mereka belum menemukan mummi Tutankhamon.
Baca Juga : Sihir Heka: Ritual Magis Mesir Kuno nan Misterius dan Paling Memesona, Ini Tujuan Sihirnya!
Carter dan Lord Carnarvon mengira bahwa mummie ini mungkin berada di tempat lain. Letaknya di belakang dinding tempat dua patung penjaga tadi. Itulahruang makam yang sebenarnya, pikirnya.
Pacuan keledai
Selama itu pers dunia sudah mendengar apa yang sedang terjadi di Luxor. Karena dua hotel di situ sudah penuh sesak para reporter berkemah di taman hotel. Kalau para wartawan ingin berada di "Lembah Raja-raja" dalam waktu setengah jam, mereka harus lewat sungai Nil.
Ini menghidupkan suatu bisnis baru. Banyak kapal tua yang diragukan keamanannya berdatangan untuk menawarkan jasanya dengan harga tinggi.
Baca Juga : Sihir Heka: Ritual Magis Mesir Kuno nan Misterius dan Paling Memesona, Ini Tujuan Sihirnya!
Keadaan menjadi lebih gawat kalau para wartawan setelah penggalian yang berhasil harus bergegas untuk mengirim berita ke koran masing-masing. Mereka berlomba siapa yang akan sampai paling cepat ke kantor pos Luxor yang sangat sibuk.
Mereka sering harus naik keledai yang ogah diatur di Lembah Raja-raja. Akibatnya suasana mirip pacuan keledai yang menggelikan.
Para wartawan mengikuti turis kaya terus menerus. Bagi banyak orang yang ingin tahu tidak penting bahwa di sana bukan ditemukan seorang penguasa misterius, tetapi hanya suatu mummie.
Bayangan bakal melihat jasad manusia yang sudah tidak ada nyawanya, dan diawetkan dengan wangi-wangian dan dibalut dengan kain, tetap mempunyai daya tarik yang mengerikan. Itulah yang menarik.
Baca Juga : 800 Makam Mesir Kuno Ini Ditemukan Arkeolog Di Antara Dua Piramida, Milik Siapa?
Selama beberapa ribu tahun sejarah Mesir berjuta-juta orang dibuat mummie. Banyak di antaranya yang digali kemudian dan "diolah".
Pada abad ke 18 misalnya dari bubuk mummie dibuat obat. Dari pembalut mummie yang didatangkan berkapal-kapal oleh pabrik Amerika Augustus Stanwood tahun 1801 dibuat bergunung-gunung kertas pembungkus coklat.
la tidak akan berhenti dengan cepat andaikata tidak berjangkit wabah kolera, yang konon disebabkan karena kertas mummie Stanwood itu. Mungkin juga ada benarnya. Sebagai bahan ekspor Mesir paling wahid abad ke 18 ialah mummie yang di Inggeris diubah menjadi bahan seni.
Tengkorak kosong
Bagi Carter kini mulai saat-saat yang paling menegangkan. Kerusuhan politik dan intrik menghalangi pekerjaan lebih lanjut. Empat peti mayat dalam bentuk manusia yang disepuh dengan emas sudah dikeluarkan.
Baca Juga : Inilah Alasan Mesir Kuno Mengubah Jenazah Jadi Mumi: Perjalanan Baru, Harta Karun, dan Dewa-dewa
Mummie persis pas dalam kotaknya. la juga menemukan sebuah sarkofagus dari quartz. Namun baru 10 Oktober 1925 tiba saatnya. Dengan katrol ia berhasil mengangkat tutup sebuah peti mummie yang bentuknya mirip manusia. Peti mayat itu berada dalam sebuah sarkofagus batu.
Sebuah peti yang disepuh mas dalam bentuk mummie kini tampak. Sebuah kedok dari mas berkilau-kilauan menutupi pundak dan kepalanya. Akhirnya Carter mendekati dewa emas, firaun yang diberi pakaian emas oleh pendetanya dan disembah sebagai dewa.
Dalam peti ketiga baru berbaring Tutankhamon sendiri. Suatu mummie penuh dengan perhiasan seperti diadem, cincin berat, sabuk emas. Pendeta telah membalut semua anggota tubuh, semua jari tangan dan kaki dengan batist yang halus.
Tengkorak raja kemudian menurut dua dokter ternyata kosong, bulu matanya yang panjang masih utuh dan hidungnya diisi dengan malam. Juga penis Tutankhamon dibalut dengan khusus, ditarik ke atas dan dengan pembalut ditegakkan dalam posisi lingga. Kemudian ditentukan bahwa firaun umurnya 19 tahun waktu meninggal.
Baca Juga : Arkeolog Berhasil Temukan Sarkofagus Hitam di Kota Alexandria Mesir
Lord Carnarvon, yang berpuluh-puluh tahun menyelidiki "Lembah Raja-raja" untuk mencari Tutankhamon, tidak mengalami kemenangan terbesar lagi. Ia tidak sempat melihat mummie firaun.
Maret 1923 Lord disengat oleh serangga. Waktu itu peti emas sudah ditemukan, tetapi belum dibuka. Luka-luka itu meradang dan Carnarvon meninggal tanpa mengetahui bahwa dalam peti di kamar makam itu sebenarnya ada mummie Tutankhamon.
Lalu terjadi sesuatu yang misterius. Pada malam Lord Carnavon meninggal, di seluruh Kairo lampu listrik mengkilat sebelum mati semua. Itu ada artinya kata orang yang takhayul. Petanda bahwa sumpah firaun kepada barang siapa yang berani mengusik ketenangannya telah terjadi. (Rolp Gail)