Kutukan Penuh Aura Kematian dari Harta Karun Raja Firaun Tutankhamun yang Menimpa Para Penggali Makamnya

Ade Sulaeman

Penulis

Penggalian makam Tutankhamun
Penggalian makam Tutankhamun

Intisari-Online.com – Sebuah tim arkeolog pertama yang hadir ketika makam kuno anak raja Tutankhamun dibuka, hanya tersisa satu orang yang hidup hingga lanjut usia.

Apakah ini suatu kebetulan yang aneh? Atau terwujudnya kutukan yang sudan turun temurun selama berabad-abad - kutukan yang sungguh mengerikan dan misterius serta sulit dipahami dunia modern?

Kutukan itu tetap saja masih menyebarkan aura kematian hingga sekarang ....

Dinding terakhir ruang pemakaman putra Faraoh yang terkunci itu dirobohkan pertama kalinya dalam 3000 tahun pada tanggal 17 Februari 1923.

Arkeolog Howard Carter berbisik-bisik, dia bisa melihat 'sesuatu yang indah' ketika dia mengamati harta karun Tutankhamun.

(Baca juga: Patung Firaun Ramses II Raksasa Ditemukan Tersembunyi di Area Kumuh Kairo)

Ketika Carter bersama dengan ahli Mesir yang fanatik, Lord Carnarvon, mencermati harta karun yang terdiri atas emas, batu mulia, perhiasan, dan berbagai peninggalan yang tak ternilai, mereka lupa akan peringatan keras yang sudah tercantum berabad yang lalu untuk melindungi kuburan itu dari para penjarah.

Di dalam tulisan hiroglif kuno di atas kepala mereka terbaca: "Kematian akan menjemput mereka yang mengganggu tidur sang Faraoh."

Hantaman terakhir dari alat penggali itu telah membebaskan Kutukan Sang Faraoh.

Lord Carnarvon tidak pernah meremehkan ancaman dari para imam tinggi Mesir kuno.

Di Inggris, sebelum mengawali ekspedisinya, dia telah berkonsultasi pada seorang paranormal terkenal masa itu, Count Hamon, yang telah memperingatkannya.

(Baca juga: Penelitian Terbaru Tunjukkan bahwa Firaun Ramses III Meninggal dengan Luka-luka Parah)

"Lord Carnarvon, jangan masuk ke dalam kuburan. Jika dilanggar akan mengundang celaka. Jika diabaikan akan terserang penyakit. Tidak akan ada kesembuhan. Kematian akan menyambutnya di Mesir."

Dua kunjungan terpisah dengan seorang perantara roh di Inggris juga telah meramalkan nasib yang mengancamnya.

Namun, Carter dan Lord Carnarvon yang telah membiayai penggalian terbesar dalam sejarah arkeologi tersebut, seakan-akan telah melupakan semua kutukan dan rumor yang beredar ketika larut dalam kegembiraan pada akhir penggalian itu.

Penggalian di Luxor telah luput dari perhatian para penggali kuburan selama berabad-abad dan makam yang penuh harta itu merupakan penemuan yang tak ternilai.

Penghormatan dunia akademis mengalir deras kepada mereka beserta timnya.

(Baca juga: Resep Pembuatan Permen Sudah Ditulis di Makam Firaun)

Pujian dilontarkan pihak museum dan tim pembelajaran dari tempat jauh seperti Kairo dan California pun berdatangan kepada mereka.

Digigit nyamuk

Carnarvon bersuka cita merayakan kesuksesan dan popularitasnya, tanpa menyadari bahwa hanya tersisa waktu dua bulan baginya untuk menikmati buah keberhasilannya.

Pada 5 April 1923, hanya 47 hari setelah melanggar dan masuk ke tempat peristirahatan Tutankhamun, Carnarvon yang berusia 57 tahun meninggal dalam penderitaan.

Dia menjadi korban gigitan nyamuk berbahaya.

Pada saat kematiannya di Hotel Continental, Kairo, lampu kota itu mendadak mati selama beberapa menit. Selanjutnya dibuktikan memang ada kekuatan aneh yang sedang bekerja.

Ribuan mil terpisah dari Inggris, di rumah peternakan Lord Carnarvon, anjingnya mulai menggonggong dan melolong sehingga mengejutkan dan membuat bergidik pelayan rumah di tengah malam buta itu.

Anjing itu terus menerus melolong hingga akhirnya binatang yang malang itu terkapar dan mati.

Surat kabar hari itu dengan cepat berspekulasi bahwa peristiwa mengerikan itu akibat kutukan, yang merupakan sumber kejahatan yang dipicu perbuatan Carnarvon dan Carter.

Kesimpulan penuh sensasi itu pun diperkuat ketika dua hari setelah kematian Carnarvon, jasad Faraoh yang sudah dimumi diperiksa dan ada bekas gigitan di pipi kiri persis sama dengan gigitan nyamuk pada wajah Carnarvon.

Mungkin hal ini bisa saja dianggap sebagai kebetulan seandainya peristiwa itu tidak diikuti sederet kematian aneh selanjutnya.

Tidak lama setelah kepergian Carnarvon, seorang arkeolog lain, Arthur Mace, seorang anggota ekspedisi ternama jatuh dalam koma di Hotel Continental setelah mengeluh kelelahan.

Tidak lama kemudian dia meninggal, mengejutkan seluruh staf ekspedisi medis dan dokter setempat.

Kematian terus berlanjut. Teman dekat Carnarvon, George Gould melakukan perjalanan ke Mesir ketika dia menyadari nasibnya.

Sebelum meninggalkan pelabuhan menuju ke Kairo dia melihat makam itu. Keesokan harinya dia terserang demam tinggi dan dua belas jam kemudian dia meninggal.

Radiolog Archibald Reid, seorang pria yang memanfaatkan teknik sinar X yang mutakhir untuk menentukan usia dan kemungkinan penyebab kematian Tutankhamun, dikirim kembali ke Inggris setelah mengeluh kelelahan.

Tak lama setelah mendarat dia meninggal.

Sekretaris pribadi Carnarvon, Richard Bethell, ditemukan mati di tempat tidurnya akibat gagal jantung empat bulan setelah menemukan pemakaman itu.

Malapetaka terus berlanjut. Joel Wool, seorang usahawan Inggris ternama saat itu, mengunjungi tempat itu dan ditemukan mati beberapa bulan kemudian akibat demam yang tidak dikuasai para dokter.

Enam tahun kemudian, dua belas dari mereka yang hadir saat pemakaman dibuka, telah mati.

Selama tujuh tahun kemudian hanya dua dari tim semula yang masih hidup.

Saudara tiri laki-laki Lord Carnarvon tampaknya mencabut nyawanya sendiri ketika menjadi gila dan selanjutnya dari 21 orang yang terlibat dalam proses penggalian itu, hanya tersisa Howard Carter yang hidup hingga usia lanjut dan meninggal secara alami pada tahun 1939.

Yang lain tidak begitu beruntung.

Kematian kebetulan?

Sementara, tak terhitung ahli Mesir dan akademika berupaya merontokkan kisah legenda kutukan itu menjadi sekedar mitos, yang lain terus menerus menjadi korban pengaruhnya.

Mohammed Ibrahim, direktur Mesir di bidang antik pada tahun 1966 bertengkar dengan pihak pemerintah karena telah membiarkan harta karun pemakaman itu keluar dan Mesir untuk dipamerkan di Paris.

Dia memohon pemerintah tetap menahan peninggalan itu di Kairo karena telah mengalami mimpi buruk tentang apa yang akan menimpa dirinya jika harta peninggalan itu meninggalkan negaranya.

Ketika Ibrahim meninggalkan rapat terakhir bersama dengan para petinggi pemerintah, dia melangkah ke jalan di suatu hari yang bersinar cerah.

Tiba-tiba sebuah mobil menabraknya. la tewas seketika.

Mungkin kasus paling aneh yang terjadi adalah kasus Richard Adamson yang pada tahun 1969 merupakan satu-satunya anggota yang masih hidup sejak ekspedisi tahun 1923 itu.

Adamson telah kehilangan isterinya dalam waktu 24 jam setelah berbicara menentang kutukan itu.

Putranya mengalami patah punggung dalam kecelakaan pesawat udara ketika ia membahasnya kembali.

Masih bersikap skeptis, Adamson, yang bekerja sebagai satpam bagi Lord Carnarvon, menolak kutukan itu dan ketika diwawancarai televisi Inggris, masih mengatakan bahwa dia tidak percaya akan kutukan itu.

Di malam itu juga, ketika meninggalkan studio televisi, dia terlempar keluar taksi ketika terjadi kecelakaan dan sebuah kereta lori yang lewat hampir saja mengenai kepalanya.

Dia dimasukkan rumah sakit karena patah tulang dan cedera.

Baru setelah itu Tuan Adamson yang angkuh dan berusia 70 tahun itu terpaksa mengakui, "Sampai sekarang yang menolak percaya bahwa nasib sial yang menimpa keluarga saya, ada kaitannya dengan kutukan itu. Sekarang saya menjadi ragu-ragu."

Mungkin perwujudan yang paling mengejutkan terjadi di tahun 1972, ketika harta karun pemakaman itu dipindahkan ke London untuk dipamerkan di Museum Inggris yang terhormat itu.

Korban pertama adalah dr. Gamal Mehrez, pengganti almarhum Mohammed Ibrahim yang seluruh hidupnya dihabiskan di Mesir.

La mengatakan, kematian dan kemalangan yang terjadi selama puluhan tahun hanya kebetulan belaka.

Setelah mengawasi pengepakan benda bersejarah itu untuk dikirim ke Inggris dengan pesawat udara Royal Air Force, dia meninggal mendadak malam itu juga.

Awak pesawat itu mengalami kematian, cedera, nasib sial dan malapetaka selama bertahun-tahun setelah penerbangan terkutuk itu.

Letnan penerbang Rick Laurie meninggal tahun 1976 karena serangan jantung.

Isterinya menegaskan, "Kutukan Tutankhamun telah membunuhnya."

Ken Parkinson, insinyur mesin, menderita serangan jantung setiap tahun pada waktu yang sama ketika terbang di pesawat Britannia yang membawa harta karun itu ke Inggris, hingga terjadi kecelakaan fatal tahun 1978.

Padahal, sebelum pergi ke Mesir, tidak seorang pun di antara awak pesawat menderita gangguan jantung dan sudah dinyatakan sehat oleh para dokter militer.

Selama penerbangan, kepala teknis Ian Lansdown menendang sebuah kotak berisi topeng kematian putra raja itu. "Saya baru saja menendang barang termahal di dunia," ujarnya.

Ketika turun dari pesawat, tangga di bawahnya patah secara misterius dan tungkainya yang menendang kotak tersebut mengalami patah tulang.

Tungkainya dibalut gips selama hampir enam bulan.

Letnan udara Jim Webb, yang berada di pesawat kehilangan seluruh harta miliknya ketika rumahnya habis terbakar.

Seorang pramugara Brian Rounsfall mengaku telah bermain kartu di peti mati Tutankhamun dalam perjalanan pulang. la menderita dua kali serangan jantung.

Seorang prajurit wanita di pesawat terpaksa meninggalkan RAF (Royal Air Force) setelah mengalami operasi yang serius.

Misteri itu terus berlanjut. Apakah seluruh korban selama bertahun-tahun itu hanya sebuah kebetulan belaka?

Atau apakah para imam penjaga rahasia makam itu benar-benar memancarkan daya supernatural yang menimbulkan begitu banyak penderitaan bagi mereka yang telah melanggar makam suci itu serta menjatuhkan hukuman berat bagi perusak makam raksasa sang raja yang telah wafat?

Teori paling menarik yang menerangkan legenda kutukan ini diajukan ilmuwan atom Louis Bulgarini di tahun 1949.

Dia menulis sebagai berikut, "Ada kemungkinan besar orang Mesir purba telah memanfaatkan radiasi atom untuk melindungi tempat-tempat suci mereka.

Lantai pemakaman mungkin telah dilapisi dengan uranium.

Atau kuburan itu ditutupi dengan batu radioaktif. Batu karang yang mengandung emas dan uranium merupakan hasil tambang di Mesir.

Radiasi yang dipancarkan sanggup membunuh seorang dewasa.”

(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)

Artikel Terkait