Intisari-Online.com – Gedung Papillon menghadap ke bagian barat Market Harborough, Leicestershire, Inggris, yang diapit desa Lubenham dan Theddingworth.
David Papillon, keturunan keluarga Huguenot dari Perancis, membangun gedung tersebut di tahun 1622 - 1624 di wilayah yang pernah diduduki oleh "Lazar-House" yang berhubungan dengan Leicester Abbey.
Di tempat itu terdapat sebuah sumur air suci yang dikenal sebagai Sumur St. Mary atau kadang-kadang disebut juga sebagai "Sumur Keberuntungan Abadi".
Pada tahun 1629, David Papillon diangkat Raja Charles I untuk mengawasi penebusan dan penjualan mahkota perhiasan kerajaan, yang telah digadaikan ke negeri Belanda dalam upaya menyelesaikan hutang piutang yang muncul sebagai dukungan terhadap saudara perempuan Raja, Ratu dari Bohemia.
David Papillon II lahir pada tahun 1691. Dia adalah buyut laki-laki pendiri gedung tersebut, di mana awal kisah ini bermula.
(Baca juga: Punya Reputasi Sebagai Pembawa Petaka, Kapal Great Republic Terkutuk Tanpa Alasan)
Hanya sedikit yang tercatat mengenai David ini. Tampaknya dia menjalani kehidupan yang agak tertutup sampai tiba saat perkawinannya dengan Mary Keyser.
Kisah yang muncul tentang pria yang dikenal sebagai "Pamp" ini penuh sensasi. Masyarakat setempat merasa sangat ketakutan terhadapnya, karena dianggap memiliki kuasa hipnotis yang unik disertai kemampuan meng"ikat" orang.
Akan terjadi kelumpuhan sementara hanya dengan tatapan yang sekilas.
Di samping itu juga timbul rumor tentang kesukaannya bermabuk-mabukan dan berpesta pora, serta adanya seorang selir dari Spanyol yang ia sembunyikan di bangunan tersebut.
Wanita itu sering kali terlihat penduduk setempat sedang berjalan mengelilingi tempat itu lalu tiba-tiba menghilang tanpa jejak di seputar tahun 1715.
(Baca juga: Misteri Kematian Grigori Rasputin yang Tewas Diracun Sianida dan Kutukannya terhadap Rusia)
David Papillon akhirnya meninggalkan bangunan tersebut tidak lama setelah tahun 1717 ia menikahi Mary Keyser. Pasangan ini pindah ke Acrise, yang terletak di Kent.
Namun, dengan tegas David memerintahkan agar beberapa benda tertentu sama sekali tidak boleh dipindahkan dari gedung tersebut.
Suara-suara aneh
Karena kepindahan David Papillon yang agak terburu-buru pada tahun 1717, dia meninggalkan beberapa barang tertentu yang dilarang keras dipindahkan atau dikirimkan kepadanya di Kent.
Salah satu benda tersebut adalah potret dirinya yang dilukis pada tahun 1715 oleh seorang seniman tak dikenal, dan juga benda-benda lain termasuk sepasang sandal.
Meski belum terbukti, sandal itu dianggap milik selir David yang sebelumnya telah menghilang pada tahun 1715.
Seorang pegawai Papillon pernah melaporkan, ia mendengar tuannya berkisah tentang kutukan yang menyertai "sandal sial" tersebut.
Setelah bertahun kemudian, gedung itu dijual kepada beberapa orang namun selalu disertai persyaratan bahwa benda-benda tersebut harus tetap berada di dalam gedung tersebut.
Tahun 1866, Lord Hopetoun mewarisi gedung itu, yang untuk beberapa lama tampaknya masih tak bermasalah.
Namun, tidak lama kemudian, keluarga serta karyawannya mendengar ketukan, pukulan, dan suara-suara yang aneh.
Pada suatu hari, bunyi itu sedemikian keras sehingga seluruh karyawan gedung berkumpul di dalam lobi bersama anggota keluarga ketika terdengar suara ratapan yang begitu keras disusul bunyi perabotan yang beterbangan dan terhempas di kamar tamu.
Ketika akhirnya mereka berhasil mengumpulkan keberanian, tiba-tiba pintu terbuka. Ternyata tidak ada satu pun barang yang berpindah tempat.
Setelah dilakukan beberapa kali perundingan dengan Penguas Lubenham, ternyata pemilik gedung sebelumnya yakni keluarga Bosworth, telah mewariskan seluruh isi rumah itu kepada putri mereka, termasuk sepasang sandal dan potret tersebut.
Setelah menelusuri sang pewaris hingga ke dekat Leicester, benda-benda itu kemudian dikembalikan ke tempatnya semula. Segala gangguan pun berhenti.
Sekali lagi rumah itu berpindah tangan. Kali ini kepada Thomas Halford, yang tidak terpengaruh atau merasa gentar dengan berbagai kisah tentang kutukan dan gangguan tersebut.
Dia lalu meminjamkan sandal itu untuk dipamerkan di Paris. Selama satu tahun sepatu sandal itu tidak bisa diperoleh kembali hingga akhir pameran, seluruh gedung itu dikosongkan selama absennya sandal tersebut, karena hampir setiap hari si penghuni diganggu makhluk halus.
Tidak tahan dengan peristiwa yang terus menerus menghantui, Halford akhirnya menjual rumah tersebut pada tahun 1884 kepada C.W. Walker.
Menyadari berbagai kisah yang menyertai benda-benda Papillon, Walker memutuskan membuat suatu tempat penyimpanan sandal di dalam dinding yang tahan api.
Semuanya kemudian berjalan dengan lancar tanpa gangguan. Walker pun tinggal di sana dengan tenang selama 19 tahun sampai akhirnya rumah itu dijual sekali lagi kepada Kapten Frank Bellville di tahun 1903.
Gedung dirombak
Segera setelah pindah ke Gedung Papillon, Belville melakukan berbagai perubahan yang dipimpin seorang arsitek ternama dunia, Sir Edward Lutyens.
Pekerjaan segera dilaksanakan tahun itu dan sepasang sandal itu kemudian dikirimkan ke keluarga seorang pengacara agar disimpan dengan aman.
Selama renovasi berlangsung, sederet kecelakaan terjadi dan salah seorang tukang tewas karena terjatuh.
Perusahaan itu kemudian menolak menyelesaikan pekerjaan dan dicari tukang-tukang yang baru.
Tidak lama kemudian, Belville yang sedang mengendarai kuda menuju Pasar Harborough terperosok.
Tanpa alasan yang jelas, kuda itu mendadak tersungkur dan melempar pasangan itu hingga terjerembab. Istrinya tidak terluka namun tulang kepala Belville retak.
Beberapa hari kemudian kandang-kandang kuda di gedung itu tersambar halilintar yang membunuh salah satu kuda polo milik Belville. Sekali lagi sepasang sandal itu dikembalikan.
Belville yang merasa terganggu akhirnya mengunci sepasang sandal itu di dalam lemari dan melempar kuncinya ke kolam di gedung itu.
Belville juga merasa terganggu dengan adanya potret Papillon, yang juga dialami beberapa pemilik gedung sebelumnya, karena menimbulkan perasaan tidak nyaman serta menyebarkan rasa takut dan perasaan diawasi dan dihipnotis.
Gedung tetap berada di tangan keluarga Belville selama kurang lebih 37 tahun hingga akhirnya diambilalih pemerintah sekitar tahun 1940.
Kemudian gedung itu diduduki pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, khususnya divisi Angkatan Udara ke-82, yang akhirnya tersandung dengan sandal itu.
Setelah membuka kotak pengaman, sandal itu sekali lagi dikeluarkan dari gedung tersebut. Kali ini sebagai suvenir. Meski nasib para anggota pasukan tersebut tidak diketahui, sepasang sandal itu akhirnya toh kembali lagi ke dalam gedung itu.
Sehabis perang, tidak ada orang yang tertarik menghuni tempat itu dan sebagian besar gedung itu kemudian dihancurkan pada tahun 1950.
Akhirnya sepasang sandal itu ditemukan seorang dari keturunan keluarga Papillon, yang pada waktu itu tinggal di Cochester.
David Papillon menyimpan barang tersebut sampai akhir hayatnya sekitar tahun 1970-an.
(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)