Trump mendengar banyak orang yang mengatakan tingkat kekerasan di video game benar-benar membentuk pikiran anak muda.
Baca Juga : Berdasar Riset, Bali Masuk Peringkat Empat Jumlah Penderita Gangguan Jiwa Berat di Indonesia
Para peneliti Dartmouth berusaha mengurangi kebingungan tentang temuan penelitian dengan meta analisis yang terstruktur.
Orang-orang yang menjadi objek penelitian yang bermain game kekerasan, baik sering maupun jarang memiliki risiko perilaku agresif.
Sebuah studi terpisah tahun 2015 tentang video game kekerasan pada 2.000 keluarga adalah salah satu yang dimasukkan dalam meta analisis dari total 24 studi.
Efeknya "relatif kecil, tetapi secara statistik dapat diandalkan. Efeknya memang ada," kata Hull.
Meskipun tidak ada penelitian yang menunjukkan video game kekerasan yang mengarah pada perilaku kriminal, penelitian Hull sebelumnya menunjukkan bahwa pemain dapat mempraktikkan perilaku berisiko seperti mengemudi secara sembrono, pesta mabuk-mabukan, atau merokok.
"Banyak orang-orang yang bertanya, apakah game semacam ini benar-benar menyebabkan anak-anak berperilaku agresif? Saya akan mengatakan itu adalah satu kemungkinan," kata Hull.
Di sisi lain, hal itu merupakan pertanda yang buruk.
Jika anak-anak bermain game kekerasan, baik game tersebut membawa efek yang benar atau salah, atau menghasilkan pemikiran yang baik atau buruk dan karena hal itulah anak-anak tertarik pada game, para orangtua juga harus memperhatikannya.
Baca Juga : Kisah Febri yang Selamat dari Bom Bali 2 dan Berjanji Mengisi Hidupnya untuk Menolong Orang
Source | : | USA Today |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR