Sementara aku di tahun itu (1982) gagal masuk (perguruan tinggi) negeri. Sebetulnya aku tidak bodoh. Hanya ketika sekolah di SMA 24 di Lapangan Tembak, sudah males belajar. Prestasi jadi menurun.
Alhasil, di tahun berikutnya aku belajar mati-matian agar lolos ujian masuk perguruan tinggi negeri. Akhirnya aku masuk UI juga. Terkabul keinginanku untuk bisa terus bersamanya. Boleh dibilang, dia cinta pertamaku.
Siapa dia, biarlah menjadi rahasia. Aku sudah suka dengannya sejak SMP. Ketika main di rumah teman, aku melihatnya dan langsung suka. Senang saja melihatnya. Orangnya kalem. Ketika SMA, kebetulan aku bisa satu sekolah dengannya.
Cuma rasa sukaku kepadanya hanya begitu-begitu saja. Pun ketika sudah kuliah, aku enggak berani mengungkapkan isi hati. Setiap mau mengutarakan, aku selalu berpikir belum waktunya. Merasa masih kecil.
Baca Juga : Pendidikan di Indonesia Makin Mahal, 5 Negara Ini Tawarkan Kuliah Gratis Bagi Siswa Internasional, Tertarik?
Rasa minder ada juga, sih. Sejumlah strategi untuk dekat dengannya sudah aku jalani. Seperti mengirim bunga dan meminjam buku. Lucu juga, minjam buku melulu, tapi enggak pernah dibaca. Jadi enggak ada tanggapan. Enggak pernah pacaran.
Sepanjang itu, hanya dia, wanita yang aku suka, enggak ada yang lain. Pada akhirnya kita sama-sama drop out. Tidak menyelesaikan kuliah. Aku juga sebetulnya sudah males dan jenuh kuliah.
Walaupun sudah diberi peringatan dari pihak kampus, aku sudah merasa siap untuk ninggalin kuliah. Pada pertemuan terakhir dengannya, dia ngajak ke Yogyakarta, karena dia mau pindah ke UGM. Tapi kali ini aku enggak bisa ngikutin dia. Setelah itu, kami tidak ada komunikasi.
Sudahlah dia bukan jodoh saya. Saya percaya takdir, kalau berjodoh kami akan dipertemukan.
Baca Juga : Lulus dari 4 Jurusan Kuliah Ini Dijamin Mudah Dapatkan Kerjaan
Kerja di radio
Tahu aku drop out (DO), orang tuaku kecewa. Mereka meledek "Kenapa lu DO begitu aja? Lu mau jadi kambing kramat? Mau jadi apaan, lu." Padahal menurut keluarga kami pendidikan itu penting. Agar orang Betawi tidak dilecehkan tidak berpendidikan atau segala macam.
Source | : | Nova |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR