Siti Fatimah, ia tak pernah mengeluh atau pun menampakkan kondisi yang ia alami. Ia siswa yang rajin dan selalu juara kelas.
Anaknya ceria dan percaya diri, itulah yang membuat orang di lingkungan sekolah ataupun teman-teman ngajinya tak tahu kondisi sebenarnya Fatimah.
Saat zakat fitrah pun, Fatimah tak pernah ketinggalan. Ya, ia tak pernah meminta-meminta meski dalam kekurangan.
(Baca juga: Kisah Orang Tua yang Jujur Ini Ingatkan Kita Bahwa Ada yang Tidak Pernah Bisa Kita Tipu)
Ibunya, berjuang dengan mencari kangkung dan menjual ke beberapa warung.
Saat kondisi air pasang, Bu Nur memberanikan diri untuk berenang melewati rawa demi menjual kangkungnya ke warung seberang karena tak ada alat transportasi kecuali dengan ban dalam bekas.
Saat surut, ia berjalan melewati rawa dan sungai.
"Saat saya bangunkan huntara, Fatimah ini ia sibuk sekali dengan bukunya, ia terus belajar, menikmati sekali belajarnya. Ia anak yang rajin dan selalu juara di sekolah, ngajinya juga rajin tak pernah sekali pun bolos. Ia tetap masuk meskipun sakit. Anaknya semangat," jelas Ustaz Munawir.
Sungguh, saya merasa tertampar bertemunya, menangis hati ini bertemu dengan Bu Nur yang selalu senyum sumringah.
Malu rasanya jika kita hidup berkecukupan namun masih banyak mengeluh kurang ini itu.
Malu rasanya mendengar kisahnya dan bertemu dengan Fatimah yang selalu ceria.
Setiap hari 2 perempuan tangguh ini hanya mengkonsumsi mie instan.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR