Hanya saja, menurut dia, kegiatan itu bukan kampanye iklan, melainkan kampanye Below The Line. “Hanya aktivitas akuisisi saja, event di booth,” ujarnya.
Alex juga mengatakan, strategi Indosat Ooredoo di daerah yang menjadi lokasi kampanye BTL tersebut bukanlah melancarkan perang harga terhadap pesaing, tetapi ia enggan berkomentar saat ditanya lebih lanjut soal persaingan dimaksud.
Menolak disebut mahal
Saat dihubungi secara terpisah, Vice President Corporat Communications Telkomsel Adita Irawati menolak anggapan bahwa pihaknya mengenakan tarif mahal kepada pelanggan seperti yang dituduhkan oleh kampanye Indosat.
Telkomsel, menurut dia, menyediakan berbagai pilihan paket yang bisa dipilih sesuai kebutuhan masing-masing pelanggan.
“Pelanggan pun setiap saat bisa mengecek biaya pemakaian. Soal layanan data, kami juga memberi paket sesuai kebutuhan pelanggan. Informasi harga paket juga disampaikan sebelum transaksi pembelian,” kata Adita melalui keterangan tertulis.
Dia turut mengatakan bahwa persaingan bisnis adalah hal yang wajar-wajar saja terjadi, tetapi mestinya bisa dijaga agar tetap santun dan tidak merugikan masyarakat.
“Dalam berkomunikasi dengan khalayak, kami juga selalu berpegang pada norma dan etika serta menghormati pihak lain,” imbuh Adita.
Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyangsikan tarif murah yang dikampanyekan oleh pihak Indosat dalam foto terkait.
Menurut dia, meski terdengar menggiurkan bagi pelanggan, tarif telepon Rp1 per detik nantinya belum tentu berakibat baik bagi usaha Indosat Ooredoo.
“Itu benar enggak dengan tarif itu (Rp1 per detik) bisa sustainable bisnisnya?” tanya pria yang kerap disapa Chief RA ini saat dijumpai di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat (17/6/2016).
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR