Keesokan harinya, ayam itu bahkan berkokok lebih pagi dari biasanya! Dua gadis ini makin sebal pada sang ayam. Belum lagi, ibu mereka tampaknya justru senang ketika mereka dibangunkan lebih pagi.
Sambil bersungut-sungut, sepanjang hari mereka bekerja sambil mencari ide untuk menyingkirkan ayam tersebut. Mereka sudah muak dan tak mau lagi diganggu olehnya.
Tiba-tiba saat memberi makan sang ayam, dua gadis ini mendapatkan ide. Mereka memutuskan untuk membunuh ayam itu. Tanpa sang ayam, mereka tak perlu diingatkan untuk bangun pagi lagi!
Mereka berdua kemudian membuat rencana. Keesokan harinya, mereka menunggu ibunya pergi membawa kue untuk dijual.
Setelah sang ibu hilang dari pandangan, dua gadis ini menyelinap ke kandang sang ayam dan membunuh hewan malang tersebut.
Diliputi rasa senang sekaligus takut, dua gadis ini mengubur ayam tersebut dan bergegas-gegas kembali mengerjakan tugas rumah yang lain.
Saat sampai di rumah, sang ibu mencari-cari ayam kesayangannya. Namun, ayam tersebut sudah hilang. Ibu ini hanya bisa bersedih dan mencari-cari ayam yang telah mati tersebut.
Dua gadis itu pun merasa puas. Malam harinya, mereka tidur nyenyak dengan pikiran kelak besok tak perlu lagi bangun pagi.
Di luar dugaan, ketika hari masih sangat gelap, mungkin masih tengah malam atau subuh, sang ibu sudah membangunkan mereka.
(Baca juga - Anak-anak Lebih Bijaksana daripada Orang Tua)
“Bangun! Bangun! Setelah sang ayam tak ada, kita tak tahu kapan matahari akan terbit! Jadi kita harus bangun seawal mungkin agar tidak terlambat!” begitu ujar sang ibu.
Sejak saat itu, sang ibu selalu membangunkan mereka sangat awal. Ketika hari masih gelap, mereka sudah harus membuat adonan kue dan membersihkan rumah.
Penderitaan mereka justru makin besar setelah sang ayam tiada. Dua gadis ini pun menyesal telah membunuh ayam yang sesungguhnya selama ini memperpanjang waktu tidur mereka.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR