Baca juga: Selain Banyak Sampah, Ini Masalah Lain Saat Daki Gunung Everest
Lalu, bagaimana digester yang ingin dibuat Porter ini bisa menjaga suhu tetap optimal hanya dengan menggunakan bahan sederhana yang diperoleh secara lokal?
Perangkat tersebut merupakan persilangan antara fasilitas pengolahan limbah dengan termos raksasa. Digester akan dikubur di dalam tanah dan sekelilingnya disekat.
Selain itu, subkontraktor akan membangun ‘dasar pondok’ yang menjaga suhu relatif aman, sekitar 20 derajat celsius.
Panel surya juga akan digunakan untuk mengirim panas ke digester, serta baterai yang memanaskan udara malam.
Porter mengatakan, timnya, Mount Everest Biogas Project, telah mendapat izin dari pemerintah Nepal untuk membangun digester di sana.
Ia pun telah mendapat restu dari puluhan pendaki yang berusaha menaklukkan Everest.
Salah satu momen favoritnya dari proyek ini adalah melihat bagaimana para peneliti dari Kathmandu University berhasil menyalakan api biru dari prototipe digester.
Perlu diketahui bahwa api itu berasal dari gas yang dihasilkan oleh kotoran manusia di gunung.
Porter berharap, desainnya ini bisa digunakan di gunung lain. Timnya saat ini sedang menggalang dana. Jika sudah terkumpul, Porter bisa langsung membuat digesternya.
Menurut Porter, ide membuat digester ini menjadi salah satu kontribusinya untuk menyelamatkan Everest.
“Saya berhutang kepadanya. Ini bukan gunung milik saya. Oleh sebab itu, saya harus meninggalkannya sebersih ketika pertama kali melihatnya,” pungkasnya. (Gita Laras Widyaningrum)
(Artikel ini sudah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul “Solusi Membersihkan Tinja Manusia yang Membanjiri Gunung Everest”)
Baca juga: Sampah Capai 140.000 Kg, Gunung Everest Disebut Sebagai Tempat Pembuangan Sampah Terbesar di Dunia
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR