Advertorial
Intisari-Online.com - Pada tahun 1975, Xia Boyu memberikan kantong tidurnya kepada rekan timnya yang sakit selama badai di ketinggian di atas 8.000 meter.
Namun akibatnya, Xia mengalami radang dingin selama tiga malam dan pada akhirnya ia harus merelakan kedua kakinya diamputasi.
Kemudian, pada tahun 1996, kakinya diamputasi di atas lutut saat ia berjuang melawan limfoma.
Sekarang Xia berusia 69 tahun, namun impiannya untuk mendaki gunung tidak pernah pudar. Terutama mendaki gunung Everest.
"Mendaki Gunung Everest adalah impian saya," katanya kepada kantor berita AFP pada bulan April 2018 seperti dilansir BBC.
Setelah pendakian 1975 yang menimbulkan bencana, ia melakukan tiga upaya lagi, pada tahun 2014, 2015, dan 2016.
Dan upaya pada tahun 2016 membawanya mendekati puncak sebelum badai salju terjadi.
Namun pada tahun lalu, pihak berwenang Nepal melarang orang yang diamputasi ganda - bersama dengan pendaki buta dan sendirian - untuk mendaki sampai mencapai puncak.
Pihak berwenang mengatakan aturan baru itu adalah langkah keamanan.
Tapi aturan ini menimbulkan protes karena menganggap mereka telah diskriminatif.
Pada akhirnya, aturan itu dicabut sesuai perintah pengadilan pada awal tahun ini.
Dengan dicabutnya aturan itu, membuat kesempatan Xia untuk sampai puncak Everest terbuka dan ia berhasil melakukannya!
Pada hari Senin (14/05/2018) didukung oleh tim pemandu Sherpa, Xia mencapai puncak.
Rekor ini juga membuat Xia menjadi orang kedua yang kakinya diamputasi ganda yang pernah mencapai puncak gunung tertinggi di dunia.
Sebelumnya, Mark Inglis, dari Selandia Baru, menjadi orang dengan kaki amputasi ganda yang pertama ketika ia mencapai puncak Everest pada tahun 2006.
Diketahui Inglis juga kehilangan kakinya karena radang dingin dalam kecelakaan pendakian, setelah menghabiskan dua minggu di sebuah gua es yang berlindung dari badai gunung.
Baca juga:Hati-hati! Menggunakan Celana Jeans Saat Mendaki Gunung Bisa Membunuh Kita, Ini Alasannya