Bahkan konon ia tak pernah menanggalkan seluruh b.h.nya, biarpun seberapa mininya juga, karena alasan tertentu. Mungkin pribadinya memang sangat mempesonakan, mempunyai gaya magnetis pada Iaki-laki.
Boleh jadi juga karena pandainya berkhayal, dia berhasil menyelubungi dirinya dengan segala cerita-cerita, sehingga memberikan gambaran seorang penari Timur yang eksotis dan penuh misteri.
Perskot 20.000 gulden.
Dalam tahun 1914 mulailah kisah yang nantinya akan berkembang menjadi drama Mata Hari. Tahun itu ia mengadakan pertunjukan di Berlin. Tepat sebelum pecahnya perang dunia pertama ia dapat meloloskan diri ke negeri Belanda dengan meninggalkan barang-barangnya di Jerman.
Beberapa bulan kemudian duta Jerman di DenHaag menawarkan kepadanya untuk melakukan pekerjaan mata-mata. Mata Hari setuju, dengan syarat persekot 20.000 gulden. Mata Hari menganggapnya sebagai ganti-rugi barang-barangnya yang ketinggalan.
Dalam tahun 1916 ia kembali ke Madrid via London, tetapi dikembalikan lagi ke London dan diperiksa oleh Scotland Yard. Setelah pemeriksaan yang cukup lama ia diijinkan kembali ke Madrid. Di sana ia dihubungi oleh Von Kallen, kepala dinas rahasia Jerman, yang sangat marah sebab Mata Hari telah menerima gaji Jerman, tetapi tak pernah meneruskan keterangan apa-apa.
Von Kallen memberikan dia beberapa botol tinta tak terlihat. Botol-botol itu nantinya dijadikan bahan pembuktian kegiatan Mata Hari sebagai mata-mata yang bekerja untuk dua pihak.
Sekembalinya di Paris, Ladou, kepala dinas rahasia Perancis, menawarinya untuk bekerja di pihak Perancis. Mata Hari menerima tugas itu. Mungkin dalam tahun 1916 Mata Hari pernah memberikan bahan-bahan kepada Perancis. Tetapi kegiatannya untuk pihak Jerman tak pernah dapat dibuktikan.
Ofensif musim gugur tahun 1917 kabarnya adalah akibat pekerjaannya (bagi Jerman), tetapi setiap pembaca suratkabar yang kritis bisa meramalkan bahwa akan ada serangan umum dalam tahun 1917.
Baca juga: Wow, Ternyata Koes Plus Pernah Disiapkan Jadi Agen Mata-mata Negara saat Manggung di Malaysia
Tiba-tiba Ladou menangkap Mata Hari dalam tahun itu, menurut Wagenaar karena perwira Perancis itu tak bisa menelan kenyataan, bahwa Scotland Yard telah lebih dulu mengetahui kegiatan terselubung Mata Hari.
Pemeriksaan atas Mata Hari ini dilakukan oleh kapten Bouchardon. Tiga tahun setelah proses itu ia menulis sebuah artikel panjang dalam majalah Lectures pour tous (Juli 1920) tentang pengalamannya dengan para mata-mata.
Dalam karangan ini ia menyinggung secara singkat kasus Mata Hari. Ia melukiskan wanita Belanda ini sebagai seorang bintang yang jatuh, yang tak bisa menerima kenyataan bahwa ia tak lagi menjadi bunganya masyarakat Paris, sehingga beralih kepada pekerjaan yang berbahaya.
Tentang proses itu sendiri tak banyak yang diungkapkannya. Juga dalam bukunya yang terbit dalam tahun 1953 ia tak meloloskan keterangan apa-apa tentang ini.
Baca juga: Mantan Intelijen Inggris Ini Mengungkapkan Bagaimana Intriknya Menjadi Mata-mata
Dewasa ini arsip peristiwa itu telah terbuka untuk umum. Sekarang bisa diteliti apakah benar Mata Hari pernah mengucapkan kata-kata yang telah menjadi mashur karena film yang dimainkan oleh Jeanne Moreau, "bagaimana saya bisa mengkhianati bangsa yang mencintai saya".
Seorang penulis akan bisa mengisahkan riwayat hidupnya di Paris yang mewah dan bergairah pada tahun 1910-an, dan tentang kekalutan di masa sesudah perang, dengan lebih objektif dan jelas.
Mata Hari dijatuhi hukuman mati. Pemerintah Belanda telah mengajukan suatu permintaan grasi kepada presiden Perancis Poincarre melewati dutanya di Paris: Tetapi jawabnya baru diberikan setelah Mata Hari menjalankan hukuman tembak.
Kepalanya disimpan sedangkan sisa tubuhnya dipergunakan untuk pembedahan-pembedahan post/mortem pada suatu rumah sakit universitas.
Terpengaruh oleh suasana pengkhianatan dan gelombang kecurigaan yang melanda Perancis dalam tahun. 1917, tiada satupun di antara bekas teman Mata Hari di kalangan orang-orang gede berani meminta jenasahnya untuk diberikan suatu pemakaman yang layak. (swd – Intisari Agustus 1973)
Baca juga: Sorge, Mata-mata Uni Soviet Tanpa Tandingan Namun Hidupnya Harus Berakhir di Tiang Gantungan
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR