Dalam usahanya mengumpulkan bahan-bahan tentang kehidupan Margaretha Zelle, Steussy telah mendapat bantuan dari keluarga, teman-teman dan kenalan almarhumah.
Nona Buys, bekas guru Mata Hari di Hofschool di kota Leeuwarden yang kini masih hidup, melukiskan muridnya itu sebagai "seorang gadis berwatak luhur, yang sering membuatnya menemui kesukaran."
Sejak remajanya sudah terlihat dua cirinya yang menyolok: ia mempunyai daya tarik besar terhadap kaum pria dan dia sendiri tertarik kepada pakaian seragam. Bersama-sama dengan kebodohannya dan daya khayalnya yang berlebih-lebihanan, sifatnya tadi akan menyeretnya ke depan regu tembak.
"Ada main".
Walaupun dunia mengenalnya sebagai Mata Hari, namanya tercatat resmi di kota kelahirannya Leeuwarden, sebagai Margaretha Geertruida Zelle ,lahir pada tanggal 7 Agustus 1876.
Waktu umur enambelas tahun Greetje (demikian nama panggilannya sehari-hari) sudah membuat heboh, karena dikeluarkan dari SGTK Leiden sebab pengurus sekolah mengetahui bahwa "ada main" antara si siswa dengan direktur sekolah.
Baca juga: Inilah William F. Raborn, Agen yang Diklaim Sebagai 'Mata-mata Paling Berbahaya di Dunia' oleh CIA
Greetje pindah ke Leiden sesudah ibunya meninggal. Setelah affair dengan direktur sekolah itu ia pindah lagi ke Den Haag, tempat Greetje berkenalan dengan seorang kapten KNIL Rudolf MacLeod dalam tahun 1894.
Waktu itu Mac Leod sedang cuti sakit di negeri Belanda; ia memasang iklan perkenalan di koran De Telegraaf. Seminggu kemudian Greetje sudah bertunangan dengan MacLeod.
Dalam tahun 1897 keluarga MacLeod, yang sementara itu telah bertambah dengan seorang anak Iaki-laki bernama Norman John, berangkat ke Hindia Belanda. Mereka ditempatkan di Malang. Dalam tahun 1899 anak mereka konon meninggal karena diracuni oleh seorang pembantu rumahtangganya; tiga tahun kemudian keluarga itu kembali ke Nederland.
Rupanya waktu di Malang Greetje telah berkenalan dengan tarian Jawa. Di tahun 1902 keluarga ini tinggal di Amsterdam, tak lama kemudian pindah lagi ke Velp, di mana ketegangan-ketegangan dalam hidup perkawinan mereka makin memuncak.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR