"Semakin tinggi B.M.I., semakin besar risiko kanker pankreas," katanya dalam sebuah wawancara.
"Obesitas berkontribusi terhadap timbulnya dan berkembangnya kanker ini."
Baca juga: Miliki Kekayaan Melimpah, Chef Terkenal Ini Tak akan Wariskan Kekayaannya pada Anak-anaknya
Dr. Li menambahkan, “Distribusi lemak juga memainkan peran. Semakin tinggi rasio pinggang dan pinggul, semakin besar risikonya.”
Ia menemukan bahwa risiko kanker lebih besar pada awal kehidupan seseorang menjadi gemuk.
Obesitas juga merupakan faktor risiko utama untuk pengembangan diabetes tipe 2, di mana tubuh menolak aksi insulin, mendorong pankreas untuk memproduksi lebih banyak hormon ini.
Insulin meningkatkan pertumbuhan sel, menyediakan hubungan antara diabetes, dan perkembangan kanker pankreas.
Dalam laporan 2011 di Molecular Carcinogenesis, Dr. Li mencatat bahwa “diabetes atau gangguan toleransi glukosa hadir pada 50 hingga 80 persen pasien dengan kanker pankreas.”
Lalu, sebuah penelitian di Eropa terhadap lebih dari 800.000 orang dengan diabetes tipe 2 menemukan bahwa penyakit ini terkadang merupakan tanda awal kanker pankreas yang tersembunyi.
Dalam penelitian di Mayo Clinic, peningkatan kadar glukosa, suatu kondisi yang disebut pra-diabetes, terdeteksi pada beberapa pasien dua tahun sebelum kanker pankreas didiagnosis.
Pada pasien-pasien ini, Dr. Li menjelaskan, diabetes sebenarnya adalah gejala kanker yang tersembunyi.
Ini adalah jenis diabetes yang disebut 3C, yang disebabkan oleh pankreas yang sakit atau rusak, dan peneliti medis sekarang mencari cara bagi dokter untuk dengan mudah membedakan antara diabetes Tipe 3C dan Tipe 2.
Oleh karena itu, Dr. Li mendesak para dokter untuk waspada terhadap kemungkinan kanker ini pada pasien yang baru didiagnosis diabetes, berusia 50 tahun atau lebih, tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga, kehilangan berat badan ,dan diabetes mereka tidak dikendalikan oleh obat-obatan oral.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR