Pembuang membelanjakan uang sebagai sebuah pelarian. Oleh karena penghargaan diri yang rendah, mereka menggunakan uang untuk membeli barang-barang untuk membuat diri mereka merasa lebih baik, bebas stres, dan lepas dari persoalan-persoalan mereka.
Belum lagi, gempuran iklan yang besar-besaran akan semakin memperparah kondisi ini dengan memanipulasi perilaku. Mobil, tv baru, ponsel baru, kadang bisa menghapus perasaan yang hampa untuk sesaat—sementara tagihan terus menguntit di belakang.
Sialnya, tipe pembuang akan terus membelanjakan uangnya karena perasaan hampa itu munculnya setiap saat. Industri kartu kredit semakin memberikan dukungan orang untuk membeli sekarang dan membayar kemudian hari. Sutton menyebut, orang-orang seperti ini akan terkurung dalam perputaran utang. perputaran lingkaran setan.
Pengingin. Salah satu studi menarik dalam riwayat psikologi adalah Stanford Marshmallow Study. Studi yang dimulai sejak 1960-an oleh Walter Mishcel, psikolog Stanford University, ini mencoba untuk mempelajari pentingnya disiplin diri untuk sukses di masa depan.
Objek penelitian itu terdiri atas anak-anak berusia empat tahun yang tengah kelaparan. Mereka diberi pilihan untuk mendapatkan sebuah marshmallow (manisan putih nan empuk) waktu itu juga, tapi jika bersedia menunggu selama limabelas menit atau duapuluh, sementara peneliti pergi menggambil manisan yang lain, anak-anak itu boleh mendapatkan dua manisan.
Hasilnya, sepertiga anak-anak segera memakan satu buah manisan. Beberapa yang lain menunggu, tapi tak berapa lama kemudian memakan manisan sebelum peneliti kembali. Sepertiga terakhir menunggu sampai peneliti datang membawa dua manisa buat mereka.
(Ingin Berutang untuk Berbisnis, Apa Saja Pertimbangannya?)
Belakangan, setelah anak-anak itu menamatkan SMA, studi lanjut memberikan informasi penting; pemakan manisan yang tidak sabaran menjadi kurang percaya diri dan tidak bisa menunda “kesenangan segera” untuk mencapai tujuan jangka panjang. Sementara yang menunggu, menjadi lebih produktif dan positif dalam hidup, dengan mampu menunda kesenangan segara dalam mengejar tujuan. Penghasilan mereka juga lebih tinggi.
Para pengingin cenderung menginginkan segala sesuatu saat itu juga, selaras dengan klasifikasi yang diberikan oleh Ligwina pada tipe pemotong kompas. Perihal membayar, semuanya akan dipikirkan belakangan dan tanpa disadari menjadi masalah besar.
Yang paling beruntung menurut Sutton adalah jenis yang keempat yaitu pemenang. Kategori keempat ini bisa jadi semacam antidot bagi tiga kategori sebelumnya. Pemenang cenderung mengetahui hal-hal yang akan dilakukannya, termasuk menanam kredit.
Sebelum memutuskan untuk berutang, orang pemenang akan mempelajari detail-detail yang akan dihadapinya ke depan. Misalnya, bank akan memberinya pinjaman jika sekuritasnya jelas atau jaminan lain yang bisa digunakan untuk menutup cicilannya. Atau bank akan kehilangan uangnya dengan meminjamkannya kepada orang-orang yang tidak pernah membayarkannya kembali. Begitu juga dengan orang, terlalu banyak utang macet akan menimbulkan masalah.
Awas depresi
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR