Saat ini sekilas kita melihat muay thai seperti tinju, karena kedua olahraga ini memakai sarung tangan yang mirip. Bedanya, muay thai membolehkan seluruh bagian kaki ikutan beraksi.
Baca juga: Keajaiban dan Kepiluan Ais, Jawara Bela Diri yang Kini Terbaring Seorang Diri
Ketika era Raja Pra Chao Suua, pendekar muay thai akan membebat tangannya dengan potongan rambut kuda. Ternyata selain bertujuan untuk melindungi tangan, juga untuk melukai lawan.
Kemudian sempat berubah menjadi tali rami atau kapas yang dilumuri tepung kanji. Pada kesempatan khusus, kadang digunakan juga pecahan kaca yang ditempel dengan lem khusus. Jadi bisa dibayangkan betapa kerasnya beladiri ini.
Di masa lalu setiap petarung bebas bertarung dengan siapa pun, tidak dibedakan berdasarkan berat badan atau kemampuan.
Kebetulan, dalam muay thai memang tidak ada pembagian tinggkatan keahlian (sabuk) seperti beladiri di Asia Timur.
Kini, muay thai menganut pembagian berat badan mengikuti olah-raga tinju. Faktanya, karena rata-rata berasai dari Asia, sekitar 70% petarungnya saat ini berada di KelasTerbang (48 kg sampai 51 kg) dan Kelas Bantam (51 kg sampai 54 kg).
Kini muay thai sudah semakin mendunia. Bahkan di Indonesia peminatnya cukup banyak, terutama di kalangan anak muda.
Tak terkecuali para wanita yang ingin menyalurkan hobinya bertarung sekaligus menjaga kebugaran tubuh. [Tj – Intisari Agustus 2010]
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR