Sementara, pada tahun 2000, kurang lebih 3.600 anak didiagnosa menderita leukemia di Amerika Serikat, dengan insiden per tahunnya adalah 4,1 kasus baru per 100.000 anak usia kurang dari 15 tahun.
Meski pada leukemia akut anak kemungkinan untuk sembuh cukup tinggi, Moeslichan menekankan betul pentingnya pengobatan yang sangat cermat dan hati-hati.
Strategi pertama, pelajari dulu secara teliti cara hidup sel kankernya. Kemudian sel kanker “ditembak” dengan obat suntikan sitostatika secara periodik selama enam minggu. Memang efek samping tidak bisa dihindari; sel-sel sehat ikut terkena, meski hanya sebagian kecil. Hal ini dapat ditolong dengan transfusi darah (tergantung sel darah mana yang kurang) serta obat antibiotik.
Dua tahun
Menurut Moeslichan, “sang musuh” terkadang suka bersembunyi dalam cairan otak (meningen). Kalau demikian kasusnya, obat harus sekali lagi dimasukkan ke dalam rongga otak.
Selanjutnya untuk mencegah agar tidak muncul lagi dalam jaringan otak, dilakukan radioterapi (penyinaran) selama 1,5 bulan. Masih ditambah lagi obat yang bersifat pemeliharaan agar sel ganas tidak kambuh lagi.
Umumnya, lama pengobatan yang dianggap aman berkisar dua tahun. Namun setelah itu tetap dilakukan pengontrolan serta imunoterapi dengan memperhatikan faktor gizi.
Agar anak sehat dan tumbuh normal, perlu diberi makanan yang cukup mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Tentang hal ini lebih baik meminta saran ahli gizi.
Tidak sedikit memang biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan leukemia ini. Partisipasi masyarakat, misalnya dalam bentuk dana melalui Yayasan Kanker Indonesia, sangat membantu penderita kurang mampu.
Ratusan ribu rupiah satu tablet
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR