Baca juga: Bukannya Malu, Wanita Ini Malah Selamatkan Bocah Penderita Leukemia Gara-gara Salah Kirim Foto
Tidak heran kalau penderita mengalami gejala seperti pucat dan lesu karena kekurangan sel darah merah, mudah demam dan rentan terhadap infeksi karena kekurangan sel darah putih normal, serta mudah mengalami perdarahan karena kekurangan sel pembeku darah.
Bercak-bercak memar yang terjadi pada anak-anak menandakan sudah terjadinya perdarahan pada kulit. Anak-anak juga mengalami nyeri tulang akibat akumulasi abnormal sel-sel darah putih
Jika proliferasi pada sumsum tulang belakang tadi sudah demikian penuh, serangan beralih ke organ luar sumsum (infiltrasi), seperi limpa, hati, dan kelenjar getah bening. Maka pada organ-organ tersebut terjadi pembengkakan atau infeksi. Yang paling fatal kalau serangan sampai ke susunan saraf pusat.
Serangan pada induk sel darah merah, disebut leukemia darah merah. Kalau pada induk sel darah putih disebut leukemia sel darah putih. Gangguan pada induk mielosit disebut leukemia mielosit. Penyakit ini disebut dalam kategori akut kalau perkembangbiakannya rata, cepat, dan sekaligus. Disebut kronis bila perkembangbiakannya perlahan-lahan dan tidak teratur alias ngawur.
Baca juga: 6 Gejala Sederhana Ini Bisa Menjadi Tanda Anda Terkena Leukemia, Salah Satunya Sering Demam!
Kans sembuh anak lebih tinggi
Berdasarkan perjalanan penyakit serta jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi, maka leukemia dibagi menjadi leukemia limfositik akut (LLA), leukemia mielositik akut (LMA), leukemia limfositik kronis (LLK), dan leukemia mielositik kronis (LMK). Pada umumnya leukemia terjadi pada anak-anak adalah LLA, sedangkan pada orang dewasa adalah LMA dan LMK.
Menurut pengamatan Prof. Dr. H. S. Moeslichan, Sp.A (K), Pelindung Yayasan Onkologi Indonesia (YOAI), walaupun pada anak sifatnya akut, kemungkinan untuk sembuh lebih tinggi dibandingkan dengan penderita dewasa kronis, “Asalkan diupayakan pengobatan dengan segera, secara intensif dan tepat. Kalau tidak segera ditanggulangi, dalam tiga bulan pasien tidak akan tertolong jiwanya,” tegas Moeslichan.
Berdasarkan data YOAI, setiap tahun ditemukan 650 kasus kanker baru di seluruh Indonesia, 150 kasus di antaranya terdapat di Jakarta. Dan sebanyak 70% merupakan penderita leukemia. Pada tahun 2006, jumlah penderita leukemia rawat inap di rumah sakit di Indonesia sebanyak 2.513 orang. LLA pada anak-anak lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.
Jumlah anak penderita leukemia di salah satu rumah sakit di Jakarta, yaitu RS Dharmais, setiap tahun meningkat, yaitu 10 orang pasien (2006), 6 pasien (2007), 16 pasien (2008), 25 pasien (2009), 31 pasien (2010), dan 35 pasien (2011).
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR