Selama menjalani profesi sebagai perias jenazah, Tatik mengaku tidak pernah mengalami peristiwa mistis seperti yang sering dipertanyakan oleh orang-orang lain.
"Karena saya muslim saya selalu mengawali dengan berdoa sesuai dengan agama saya. Selain itu setiap habis ngurus jenazah kembali ke rumah saya langsung mandi besar dan keramas. Ganti baju langsung di cuci. Enggak pernah ngalami hal yang aneh-aneh," jelas Tatik.
Jenazah yang dirawat dan didandani oleh Tatik tidak semuanya utuh, ada yang luka terutama di bagian punggung, kaki dan tangan.
"Ada yang kanker payudara atau luka di kaki akibat diabetes. Saya sering nangis sendiri bayangkan sakitnya mereka saat masih hidup dengan luka seperti itu."katanya dengan suara pelan.
Tatik juga sering mengajak anak perempuannya, Tri Sumami (35) untuk ikut memandikan jenazah agar jika dia berhalangan, ada yang bisa menggantikan.
"Awalnya ya takut tapi sama ibu dikasih tau harus tabah dan harus kuat. Sekarang sudah terbiasa," kata Tri.
Tidak jarang, ia dan ibunya ikut mengantarkan hingga ke pemakaman, terutama jenasah yang tidak memiliki keluarga.
Untuk sekali memandikan dan merias jenazah, Tatik mengaku mendapatkan bayaran Rp50.000 dari yayasan. Namun ada juga pihak keluarga yang memberikan uang lebih sebagai uang terima kasih karena telah merawat jenazah keluarganya.
"Tapi ini bukan masalah bayarannya tapi panggilan jiwa sebagai sesama manusia," pungkas Tatik.
(Ira Rachmawati)
Source | : | kompas.com. |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR