Sumber kentut lain ialah gas yang dihasilkan oleh bakteri usus. Bakteri ini menghasilkan gas hidrogen dan metana saat mencerna zat makanan, terutama karbohidrat dan selulosa yang belum tercerna sewaktu melewati usus kecil.
Baca juga: Awas Kentut Anda Berbahaya! Siapa Tahu Bisa Meledak Saat Disulut Api
Sumber-sumber karbohidrat antara lain gandum {oats), kentang, jagung, dan nasi. Di antara semua itu, nasi adalah karbohidrat yang paling mudah dicerna. Karena itu, nasi hanya menghasilkan sedikit gas.
Berlawanan halnya dengan karbohidrat yang berasal dari gandum, kentang, dan jagung. Karbohidrat dari makanan-makanan ini relatif lebih sulit dicerna dan masih dapat ditemui dalam jumlah yang banyak saat masuk ke dalam usus besar.
Ini mengakibatkan produksi gas yang cukup besar. Buah dan sayuran tertentu, contohnya kubis dan kol, juga mengandung karbohidrat yang relatif sulit dicerna dan menghasilkan lebih banyak gas. Jika akumulasi jumlah gas terlalu banyak, usus akan mengeluarkannya lewat rektum.
Menurut Robert, buang angin yang harus diwaspadai adalan buang angin yang disertai keluhan. Buang angin yang berlebihan atau tidak buang angin sama sekali bisa merupakan tanda adanya iritasi pada saluran cerna karena infeksi.
Selain itu, peningkatan produksi gas dalam tubuh juga bisa menunjukkan adanya penyakit seperti diare kronik yang disebabkan oleh parasit jenis tertentu (giardiasis), tukak lambung, dan batu kandung empedu.
Baca juga: Pil Ini Bisa Bikin Kentut Anda Beraroma Mawar dan Coklat! Harganya Murah Kok, Enggak Sampai Jutaan
Solusi kentut berlebih
Bentuk mekanisme kentut lain yang jarang ditemukan ialah masuknya gas ke dalam tubuh yang merembes melalui aliran darah atau difusi. Ini misalnya terjadi pada pendaki gunung dan para astronaut.
Frekuensi kentut dapat meningkat seiring dengan makin tingginya permukaan {altitude) dan makin rendahnya tekanan atmosfer.
Selain faktor fisiologis dan lingkungan, faktor psikologis seperti tekanan jiwa juga berperan menimbulkan berlebihnya produksi gas di dalam usus. Jika seseorang berada dalam keadaan tertekan, produksi asam lambung dan kontraksi usus akan meningkat.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR