Advertorial
Intisari-Online.com – Bisa kentut adalah karunia kesehatan yang tak ternilai. Tapi jika frekuensinya melebihi batas normal, buang angin bisa berubah menjadi petaka. Apalagi jika ia keluar di waktu dan tempat yang salah. Jangan sampai Anda mengalaminya.
Pengeluaran gas yang berasal m dari saluran pencernaan bagian bawah itu umum dikenal sebagai bunyi kentut. Bahasa kerennya flatus.
Biasanya disertai dengan bunyi khas, berikut bau yang juga "khas", yang bisa membuyarkan konsentrasi. Bau kentut bervariasi pada setiap individu. Bahkan, pada satu individu pun, baunya bisa berubah-ubah, tergantung komposisi bahan makanan yang dikonsumsi.
14 kali masih normal
Menurut penelitian, sekitar 30 - 40% orang di dunia punya masalah dengan kentut. Sebagian besar tidak berani mengungkapkannya kepada orang lain, termasuk kepada dokter, karena masalah kentut ini dianggap sebagai sesuatu yang memalukan.
"Kentut itu menandakan peristaltik atau kontraksi usus yang berfungsi dengan baik," kata dr. Robert Tedjasaputra, Sp.PD, ahli penyakit dalam di Jakarta. Karena itu, bila seseorang menjalani operasi dengan bius total, ia baru boleh minum dan makan setelah ia bisa kentut.
Baca juga: Mulai Sekarang, Jangan Lagi Menahan Kentut saat Berada di Pesawat, Ini Penjelasannya!
Kentut merupakan pertanda bahwa gangguan saluran pencernaan yang dialami sudah mengalami perbaikan.
Buang angin merupakan proses pengeluaran gas yang terperangkap dari dalam tubuh, terutama dari usus yang keluar melalui anus atau dubur. Gas ini mengandung berbagai unsur yaitu nitrogen (20 - 90%), hidrogen (0 - 50%), karbondioksida (10 - 30%), oksigen (0 - 10%), metana (0 - 10%).
Buang angin yang normal bisa sekitar 14 kali dalam sehari, baik itu yang terjadi secara sadar atau tidak sadar, misalnya saat tidur.
Saluran pencernaan pada manusia normal mengandung kurang dari 200 ml gas. Rata-rata gas yang dikeluarkan sekitar 600 - 700 ml/hari. Bunyi yang terjadi saat buang angin itu muncul ketika otot sfingter ani (otot berbentuk sirkular yang menutup anus) ikut bergetar saat terjadi pengeluaran gas tersebut.
Sedangkan bau busuk kentut terbentuk dari unsur hidrogen sulfida dan gas lain yang mengandung sulfur di dalam perut. Hidrogen merupakan hasil produksi metabolisme karbohidrat dan protein endogen oleh bakteri.
Itu sebabnya telur, daging, dan kembang kol (yang banyak mengandung sulfur) punya peran besar dalam memproduksi bau busuk.
Masalahnya ada di saluran cerna
Gas flatus normalnya berasal dari tiga sumber, yaitu udara yang tertelan melalui mulut, gas yang diproduksi oleh bakteri usus (terutama usus besar), serta gas yang berdifusi melalui darah ke dalam saluran pencernaan.
Produksi gas ini akan menjadi gangguan bila disertai gangguan fungsional atau infeksi di sepanjang saluran cerna.
Gangguan fungsional dapat disebabkan, misalnya, oleh udara yang tertelan melalui mulut. Tetapi hal ini jarang menjadi penyebab dari akumulasi gas di dalam usus yang berlebihan.
Gas dari mulut biasanya hanya menyebabkan timbunan gas yang berlebih di dalam lambung. Kita biasanya menelan udara dalam jumlah kecil saat makan dan minum.
Jumlah udara yang tertelan bisa lebih banyak jika kita makan dan minum secara terburu-buru, mengunyah permen karet, serta merokok.
Baca juga: Seorang Pilot Terpaksa Melakukan Pendaratan Darurat karena Ada Penumpang Kentut, Kok Bisa?
Jika jumlah gas terlalu banyak di lambung, gas itu akan dikeluarkan lewat mulut alias sendawa. Sendawa atau bertahak berisi nitrogen, oksigen, dan karbondioksida dari dalam lambung.
Sebagian gas dari lambung ini diteruskan ke rektum untuk dikeluarkan sebagai buang angin. Hal ini, kata Robert, bisa terjadi bila sfingter pilorus (otot yang memisahkan lambung dan usus halus) lemah sehingga saat kontraksi tidak dapat menutup dengan sempurna. Terjadilah aliran gas yang berlebih ke saluran pencernaan bagian bawah.
Gangguan penyerapan laktosa juga merupakan salah satu penyebab flatus yang berlebihan. Laktosa adalah gula yang dapat dicerna namun penyerapannya kurang baik, misalnya yang terdapat di dalam susu.
Karena itu, jika seseorang kekurangan enzim laktase (yang mengurai laktosa supaya mudah diserap), ia bisa mengalami masalah kentut.
Sumber kentut lain ialah gas yang dihasilkan oleh bakteri usus. Bakteri ini menghasilkan gas hidrogen dan metana saat mencerna zat makanan, terutama karbohidrat dan selulosa yang belum tercerna sewaktu melewati usus kecil.
Baca juga: Awas Kentut Anda Berbahaya! Siapa Tahu Bisa Meledak Saat Disulut Api
Sumber-sumber karbohidrat antara lain gandum {oats), kentang, jagung, dan nasi. Di antara semua itu, nasi adalah karbohidrat yang paling mudah dicerna. Karena itu, nasi hanya menghasilkan sedikit gas.
Berlawanan halnya dengan karbohidrat yang berasal dari gandum, kentang, dan jagung. Karbohidrat dari makanan-makanan ini relatif lebih sulit dicerna dan masih dapat ditemui dalam jumlah yang banyak saat masuk ke dalam usus besar.
Ini mengakibatkan produksi gas yang cukup besar. Buah dan sayuran tertentu, contohnya kubis dan kol, juga mengandung karbohidrat yang relatif sulit dicerna dan menghasilkan lebih banyak gas. Jika akumulasi jumlah gas terlalu banyak, usus akan mengeluarkannya lewat rektum.
Menurut Robert, buang angin yang harus diwaspadai adalan buang angin yang disertai keluhan. Buang angin yang berlebihan atau tidak buang angin sama sekali bisa merupakan tanda adanya iritasi pada saluran cerna karena infeksi.
Selain itu, peningkatan produksi gas dalam tubuh juga bisa menunjukkan adanya penyakit seperti diare kronik yang disebabkan oleh parasit jenis tertentu (giardiasis), tukak lambung, dan batu kandung empedu.
Baca juga: Pil Ini Bisa Bikin Kentut Anda Beraroma Mawar dan Coklat! Harganya Murah Kok, Enggak Sampai Jutaan
Solusi kentut berlebih
Bentuk mekanisme kentut lain yang jarang ditemukan ialah masuknya gas ke dalam tubuh yang merembes melalui aliran darah atau difusi. Ini misalnya terjadi pada pendaki gunung dan para astronaut.
Frekuensi kentut dapat meningkat seiring dengan makin tingginya permukaan {altitude) dan makin rendahnya tekanan atmosfer.
Selain faktor fisiologis dan lingkungan, faktor psikologis seperti tekanan jiwa juga berperan menimbulkan berlebihnya produksi gas di dalam usus. Jika seseorang berada dalam keadaan tertekan, produksi asam lambung dan kontraksi usus akan meningkat.
Akibatnya, akan lebih banyak makanan yang tidak dicerna masuk ke dalam usus besar. Makanan yang belum dicerna ini selanjutnya akan difermentasi oleh bakteri. Selain itu, tekanan psikologis juga menyebabkan tertelannya udara secara berlebihan (aerophagia).
Robert pun pernah mendapatkan kasus flatus berlebihan karena efek samping obat diabetes golongan acarbose..Golongan obat ini, selain berfungsi menurunkan kadar gula darah, bekerja pula pada saluran pencernaan yang mengakibatkan terhambatnya penyerapan bahan makanan.
Baca juga: Jadi, Lebih Bau Mana Kentut Wanita atau Pria? Ini Fakta Ilmiahnya!
Sehingga, banyak zat makanan yang tidak tercerna dan selanjutnya diurai oleh bakteri di usus besar dan menghasilkan gas.
Menurut Robert, banyak orang salah kaprah dengan keluhan sering buang angin. "Sebagian besar orang yang merasa sering buang angin sebenarnya masin dalam frekuensi yang normal sesuai dengan rata-rata," ia menjelaskan.
Makanan yang dapat menyebabkan timbulnya gas berlebih pada seseorang belum tentu menyebabkan hal yang sama pada orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keseimbangan bakteri dalam usus.
Dalam beberapa hal, masalah buang angin ini bisa merupakan tanda adanya gangguan pencernaan. Namun, secara umum buang angin yang terlalu sering bukan suatu masalah kesehatan yang serius, apalagi jika terjadi tanpa keluhan lain.
Berbagai jenis probiotik seperti yogurt dan kefir terbukti mengurangi gas usus dan frekuensi kentut. Probiotik tersebut berperan dalam menjaga keseimbangan flora dalam usus. Yogurt mengandung Lactobacillus acidophilus yang bermanfaat untuk mengurangi gas dalam pencernaan.
Baca juga: Mencium Kentut Pasangan Bisa Menghindarkan Anda dari Beragam Penyakit, Percayalah!
Lactobacillus acidophilus dapat membuat usus lebih asam dan memelihara keseimbangan alami dalam proses fermentasi.
Gas yang terbentuk berlebih dari oligosakarida (karbohidrat) dalam usus juga dapat direduksi dengan proses fermentasi, dengan bantuan Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum.
Proses pemecahan ini seperti pada pembuatan tahu, yang melibatkan fermentasi dengan hasil sedikit gas.
Suplemen enzim pencernaan bisa mengurangi jumlah gas kentut dengan cara mengefektifkan proses pencernaan makanan sehingga sebagian besar senyawa dapat dipecah dengan sempurna.
Enzim-enzim pencernaan seperti laktase, amilase, lipase, dan sejenisnya dapat dijumpai dengan bentuk tunggal atau campuran dan tersedia bebas di pasaran.
Baca juga: Tidur Itu Ajaib, Bisa Tetap Kentut dan Terangsang
Selain itu, terapi kentut dapat dilakukan dengan sedikit menambahkan zat asam ke dalam proses pencernaan seperti minum lemon jus. Jus ini dapat menstimulasi produksi asam lambung.
Suasana asam dapat meningkatkan kinerja enzim pencernaan dan produksi asam sehingga proses pencernaan berjalan dengan normal dan diharapkan mengurangi gas yang bisa membuyarkan konsentrasi ini.
Mengatasi gangguan kentut berlebih
Baca juga: Kentut Memicu Pertengkaran di Parlemen Kanada