la akhimya malah membuka toko sekaligus bengkel kerja stetoskop di rumahnya.
Stetoskop generasi awal pada abad 19 berbentuk mirip terompet, lurus, dan disebut sebagai stetoskop monaural. Tubuhnya terbuat dari kayu seperti kayu cherry, serta gading.
Panjangnya bervariasi antara 4 - 1 5 inci, dengan diameter 1,5 inci. Umumnya stetoskop terdiri atas dua bagian yang bisa dipisahkan ketika disimpan.
Sampai sekarang stetoskop model binaural masih dipakai, terutama di kawasan pedalaman dan pedesaan, seperti di Eropa, Amerika Latin, termasuk Indonesia.
Awal tahun 1850 mulai dirancang stetoskop yang bisa didengarkan oleh dua lubang telinga atau stetoskop binaural.
Idenya sendiri sudah ada tahun 1829, atau 13 tahun sejak penemuan Laennec.
Nicholas Comins, sang penemu, hanya ingin dokter tidak kerepotan saat memeriksa pasien, sehingga perlu stetoskop yang fleksibel.
Dibandingkan dengan stetoskop zaman sekarang, stetoskop binaural angkatan awal ini sebenarnya masih kaku. Bentuknya masih pipa, hanya memiliki semacam pemutar.
Stetoskop "dua telinga" terus dikembangkan selama puluhan tahun.
Mulai dari ujungnya yang masih berbentuk moncong trompet, memiliki dua ujung, sampai pemakaian membran atau seperti yang lazim dipakai sekarang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR