Gempa yang dahsyat pasti akan membuat berbagai kerugian bagi masyarakat di kawasan yang terkena bencana. Terutama yang paling memprihatinkan adalah munculnya korban manusia. Korban umumnya akibat terkena reruntuhan bangunan, tanah longsor, atau bisa karena tersapu tsunami.
Pada situasi darurat seperti ini, masyarakat yang selamat diharapkan dapat membantu petugas penyelamat. Agar dapat membantu para korban yang membutuhkan bantuan, anggota masyarakat sebaiknya mengetahui prosedur penanganan pertolongan pertama.
Pengetahuan seperti ini harus dilatih oleh pihak-pihak seperti pemadam kebakaran atau instansi lain yang berkompeten. Bercermin dari banyaknya korban pada peristiwa bencana alam di Indonesia akhirakhir ini, prosedur semacam ini agaknya sudah mendesak untuk disosialisasikan.
Jika memang belum memiliki bekal yang cukup untuk penanganan korban dalam hal tindakan pertolongan kesehatan, masyarakat bisa berpartisipasi dengan membantu petugas penyelamat untuk mencari korban. Pada bencana di Indonesia, tindakan penyelamatan korban di bawah koordinasi dari Basarnas.
Artinya jika masyarakat atau ada kelompokkelompok ingin berpartisipasi, maka hendaknya melapor terlebih dulu kepada pos Basarnas yang dipastikan selalu ada di daerah bencana.
Noer mengatakan, jika masyarakat melakukan tindakan sendiri-sendiri, maka dapat saja tindakan penyelamatan tidak terkoordinasi. Akibatnya tidak ada prioritas. Bisa saja terjadi penumpukan bantuan di daerah tertentu, tapi di sisi lain daerah yang lebih membutuhkan bantuan, malah tidak tersentuh. "Hal ini sering sekali terjadi," jelas Kasi Program dan Kurikulum Basarnas ini.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR