Beberapa tahun kemudian keduanya menikah dalam upacara yang sangat sederhana.
Tak lama kemudian, Ern yang bekerja sebagai tukang kayu dan Catherine yang bekerja sebagai juru masak dikaruniai seorang putri, kini sudah berusia 56 tahun. Mereka juga mengangkat seorang putra, kini berusia 54 tahun. Kini Catherine dan Ernest telah memiliki lima cucu dan dua cicit. Hidup mereka benar-benar sempurna meski sederhana.
Hingga, dua tahun lalu Ernest mulai memiliki persoalan perihal memori. Mereka akhirnya memutuskan tinggal di Sunrise Living di Frognal dan terus hidup bersama hingga sekarang.
Menurut keterangan Catherine, anak-anaknya sebenarnya ingin ia tetap tinggal di rumah, tapi ia tidak mau melakukan itu. “Tinggal bersama-sama (suami),” lanjut Catherine, “adalah segalanya.”
Meski demikian, Catherine juga terkadang ingin sendiri—biasanya pada malam hari. Jika sudah demikian, ia biasanya akan meminta penjaga untuk menemani Ern.
Pasangan ini biasa menghabiskan hari-hari mereka dengan melakukan kegiatan di dalam rumah, seperti bermain kartu, bernyanyi, dan lain sebagainya. Saat siang mereka akan mengobrolkan banyak hak sembari menyesap secangkir teh, dan ketika malam datang, Catherine akan memasak untuk suami tercintanya itu.
Tak lupa, Catherine juga selalu meluangkan waktunya menyiapkan sarapan untuk mereka. “Dulu ia merawatku, sekarang aku yang merawatnya.”
Kunci kelanggengan pernikahan mereka hanya satu: kompromi.
Catherine mencontohkan: ketika pemain piano tidak datang pada Jumat malam, maka ia akan mengajak Ern jalan-jalan. Kemudian setelah pulang, Ern akan menonton film perang favoritnya. “Itulah cara kita berkompromi,” tegas Catherine.
Selain kompromi? Bersikap baik dan saling menjaga.
“Apa lagi yang bisa saya katakan?” tanya Catherine. “Kami telah memiliki pernikahan yang sangat bahagia, kami punya anak-anak yang menyayangi kami. Kami telah memiliki kehidupan yang bahagia—meski bukan sangat bahagia.”
Mary-Jane Chapman (84) dan Roger Chapman (90)
Source | : | metro.co.uk |
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR