Saat Ratu Victoria wafat (1901), jumlah lembaga semacam itu mencapai 1.200 buah. Sekarang, jumlahnya tak kurang dari 3.500 badan, baik yang dilindungi, disantuni, maupun diurusi langsung.
Memang, seperti dibilang Frank Prochaska, kerajaan menjadi semacam kawasan penyangga antara pusat pemerintahan dengan rakyat. Itubisa terjadi karena dikehendaki Ratu Elizabeth II.
Saling membungkukkan badan
Sang Ratu tidak dengan sendirinya bebas dari kritik. Apalagi kalau dilihat fakta yang terjadi, hampir setiap tabloid tak pernah melewatkan cerita tentang istana.
Kalaupun ketertutupan dan misterinya adalah sebuah kekurangan yang tak bisa diapa-apakan, toh setiap kali bisa pula ditafsirkan sebagai upaya untuk menutupi kelemahan. Seorang kawan wanitanya pernah menyampaikan kesan kepada Shaweross, "Ratu adalah pemberi nasihat yang baik, tetapi bukanlah pribadi yang hangat."
Dalam kunjungan ke luar negeri pun, tak setiap kali Ratu disambut hangat. Ketika berkunjung ke Kanada tahun 1964, contohnya, ia dikecam habis oleh warga Kota Kuba.
Kritik yang selalu muncul dari waktu ke waktu datang dari kaum republikan, mereka yang menganggap pemerintahan monarki parlementer tak cocok lagi. Bahkan tak sedikit kaum ekstrem yang menyarankan, bubarkan saja kerajaan.
Kita tahu, bangsawan Inggris terdiri atas pelbagai jenis dan strata. Ada yang memang melekat pada diri seseorang karena faktor keturunan, ada pula yang tituler seperti halnya Baroness Thatcher.
Bagi sementara orang, gelar mungkin sesuatu yang sangat berarti. Namun bagi kaum republik, itu bisa berarti simbol penyerahan diri kepada nilai-nilai feodal.
Tony Benn, tokoh tua republikan mengecam, "Inggris adalah negeri paling tidak egaliter dan sangat memaksakan pola itu kepada rakyatnya. Apa-apan itu? Jika Anda seorang Mister atau pria biasa, Anda harus membungkukkan badan kepada seorang knight.
Jika Anda seorang knight, Anda harus membungkukkan badan demi seorang baronet. Kemudian baronet membungkukkan badan kepada baron, baron kepada viscount, viscount kepada earl, earl kepada marquess, marquess kepada duke, dan semuanya kepada orang yang bertahta."
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR