Baca juga: Yuk Intip dan Jangan Sembrono, Ini Aturan Wajib Saat Makan Bareng Ratu Elizabeth II
Memang, kenyataan yang terjadi tidaklah sekarikatural yang diungkapkan Benn. Masyarakat umum melihat, setengah abad belakangan ini, yang 44 tahun di antaranya diperintah oleh Ratu Elizabeth, pola penghormatan bagi bangsawan banyak berubah.
Lagi pula para bangsawan makin sadar mereka cumalah manusia biasa, bukan patung lilin di menara gading.
Peranan Ratu sebagai pemimpin tertinggi gereja dan angkatan bersenjata makin tak menonjol. Sejak pemerintah mengeluarkan Options For Change Plans (1991), banyak perubahan terjadi. Ratu Elizabeth membayar pajak.
Anggota kerajaan yang digaji dengan uang rakyat hanyalah Ratu, Pangeran Philip, dan Ibu Suri. Pada sisi lain, pengaruh dunia juga membawa dampak. Selewat era Perang Dingin, tentara kerajaan - yang pada 1950-an berjumlah 800.000 orang - sekarang tinggal 300.000 saja.
Rencananya, sampai akhir abad ini jumlahnya akan jadi 200.000 saja.
Baca juga: Bukan Ratu Elizabeth II, Inilah Keluarga Kerajaan Terkaya di Eropa
Dewasa ini, Kerajaan Inggris dirumuskan para ahli tata negara sebagai Welfare Monarchy alias monarki kesejahteraan.
Rakyat pun rupanya menerima. Mereka tak lagi mudah dipengaruhi suara kaum republikan yang dulu sering memerahkan telinga. Perbandingan survai The Sunday Times menyajikan bukti: kalau pada tahun 1984 77% orang menduga Inggris akan lebih buruk jika monarki dihapus, sekarang tinggal 34%.
Yang mengherankan, popularitas Ratu tetap bertahan di angka 74 - 75%, bagaikan tak terpengaruh ada tidaknya monarki.
Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Pangeran Charles, misalnya. Kalau tahun 1990 83% orang Inggris yakin Charles akan jadi raja yang baik, sekarang tinggal 41% saja.
Kelakuan anak-anaknya menjadi masalah berat
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR