Advertorial

Josef Mengele, Anak Manis yang Menjelma 'Malaikat Maut' ketika Jadi Dokternya Nazi dengan Mengiris-Iris Anak Kembar Menjadi Kelinci Percobaan

Moh. Habib Asyhad
K. Tatik Wardayati
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Namanya tiba-tiba menjadi buah bibir dunia lagi, sejak ditemukan surat-surat dari Brasil di rumah Hans Sedimeier di Neu Ulm, dekat Stuttgart akhir Mei yang lalu. Di rumah bekas karyawan keluarga Mengele itu ditemukan surat-surat yang menyatakan bahwa Mengele telah meninggai di Brasil.

Apakah benar begitu dan siapakah Mengele itu sehingga dunia tiba-tiba seperti tersengat listrik?

Mengele, si Setan, si Tukang Jagal, si Malaikat Maut dari Auschwitz sudah mati. Tanggal 8 Februari 1979 ia dimakamkan di Embu, dekat Sao Paulo, Brasil.

Itu menurut Rolf Mengele, anak laki-lakinya yang kini menjadi pengacara di Freiburg, Jerman Barat. Orang-orang yang mengenalnya selama talum-tahun terakhir hidupnya juga membenarkan laporan itu. Ahli forensik Amerika yang memeriksa sisa mayat yang dikatakan sebagai mayatnya merasa yakin bahwa Mengeke sadah tiada.

Namun dinas rahasia Israel rupanya belum begitu yakin. Sisa jazadnya kini sudah dikirim ke Jerman untuk memastikan apakah yang dikubur itu benar Josef Mengele. Hasilnya direncanakan sudah bisa diketahui akhir bulan Juli.

Baca juga: Nasib Anak-anak Para Pemimpin Nazi: Ternyata Ada yang Meneruskan Cita-cita Nazisme Ayah Mereka

Mati atau tidak, sebetulnya tidak menjadi soal. Mitos tentang dokter Nazi yang menghilang setelah Perang Dunia II usai akan tetap hidup. Gambaran tentang Mengele yang dibentuk selama berpuluh-puluh tahun akan tetap bertahan seperti gambaran Martin Bormann dan Rudolf Hess, orang-orang yang sangat dekat dengan Adolf Hitler.

Mereka termasuk wakil dari jutaan orang yang memungkinkan Hitler naik tahta. Tanpa rezim NS, Hitler tidak bisa bertahan. Mereka harus bertanggung jawab untuk kesalahan massa yang sebagian diam seribu basa, tetapi kebanyakan bersorak-sorai.

Mereka termasuk minoritas yang selama dua belas tahun bukan hanya tahu tentang praktek ngeri yang dilakukan kaum Nazi, tetapi juga ikut melaksanakannya.

Anak manis

Josef Mengele dilahirkan 16 Marct 1911 sebagai anak sulung dari pemilik pabrik mesin pertanian Karl Mengele di Gunzburg, dekat Donau. la mempunyai dua adik laki-laki, yang tahun tiga puluhan masuk dalam usaha ayahnya, "Karl Mengele & Soline" (Perusahaan itu sekarang merupakan salah satu perusahaan alat-alat pertanian terbesar di Jerman dengan omzet sekitar 250 juta mark setahun).

Josef waktu kecil anak yang halus dan manis. Hobinya musik dan kesusastraan. la suka menulis sajak dan naskah sandiwara. Menurut bekas rekan-rekan dan gurunya sekarang, dia tidak sadis dan teman yang menyenangkan, suka belajar dan tidak sok ingin menonjol.

Baca juga: Mengharukan, Pria Berusia 102 Tahun yang Kehilangan Keluarganya Karena Holocaust Nazi Bertemu Keponakannya untuk Pertama Kalinya

Studinya di Bonn, Munchen dan Wina diselesaikan dalam waktu singkat. la tidak pernah malas-malasan. Tahun 1935 ia mencapai gelar doktor dalam ilmu filsafat, empat tahun kemudian ia menjadi doktor ilmu kedokteran di Frankfurt.

Disertasinya berdasarkan penyelidikannya tentang sifat keturunan bibir sumbing.

Kedua gelar itu kemudian dicabut dengan alasan "ketidakpantasan akademis". Bagi dia studi dan pekerjaan ilmiah lebih penting daripada politik.

Sebelum perang ia sudah menjadi anggota partai dan SS. Namun itu bukan sesuatu yang aneh. Banyak orang lain berbuat serupa, karena keanggotaan itu akan membantu dalam karier dan waktu itu memang sedang mode juga di antara para dokter.

Josef Mengele yakin bahwa masa depannya berada dalam dunia ilmu pengetahuan. Sejak 1937 ia bekerja sama dengan Profesor Otmar von Verschuer di Lembaga Biologi Keturunan dan Hygiene Ras di Frankfurt.

Dua tahun sebelumnya Verschuer sudah menentukan tugas dari lembaganya, yang dirumuskan sebagai berikut: Penyelidikan kita seharusnya bertanggung jawab terhadap kelestarian keturunan dan ras yang membuat Jerman menonjol di dunia dan tangguh menghadapi serangan dari luar.

Baca juga: Mengharukan, Pria Berusia 102 Tahun yang Kehilangan Keluarganya Karena Holocaust Nazi Bertemu Keponakannya untuk Pertama Kalinya

Dalam pelaksanaan itu mungkin orang akan menghadapi kesulitan, terutama dalam hubungan dengan orang-orang tersebut, namun itu bisa ditanggulangi dengan ketetapan hati dan kesabaran, kemampuan untuk menyesuaikan diri, empati dan hati yang hangat.

Rupanya Verschuer melihat sifat-sifat itu pada Mengele, yang menjadi murid kesayangannya dan cepat menjadi asistennya.

Sejak 1939 Verschuer bahkan paling suka minta Mengele mewakilinya dalam ceramah dan seminar. Padahal waktu itu asistennya baru berusia 28 tahun.

Paman yang "baik hati"

Perang menghentikan karier ilmiahnya. Pada tanggal 15 Juni 1940 Mengele ikut dalam regu kedokteran cadangan Kesatuan 9 di Kassel. Ia melakukannya seizin dari mentor akademisnya, karena mereka kedua-duanya yakin bahwa mereka pasti akan menang menghadapi "musuh dunia, Yahudi Bolsyewik".

Sebagai dokter tentara SS, Mengele mengalami luka-luka musim semi 1943 dalam pertempuran di Donez. Akibatnya ia dinyatakan tidak cocok lagi untuk bekerja di medan perang. Bulan Mei ia diangkat menjadi dokter Kamp Konsentrasi Auschwitz — Birkenau.

Baca juga: Karl Doenitz, Panglima U-Boat Nazi Andalan Hitler yang Pernah Menjadi Monster Penjagal Maut Bagi Kapal-Kapal Inggris di Laut Utara

Selama itu gurunya, Verschuer, telah mengambil alih Kaisar Wilhelm Institut untuk Antropologi, Ilmu Keturunan Manusia dan Eugenik di Berlin. Mengele sebagai murid kesayangan mendirikan "cabang" di Auschwitz.

Ia mengirim bahan studi "segar" ke ibukota berupa organ manusia, mayat yang terpotong-potong. Verschuer membalas jasa dengan memberi tugas kepada Mengele untuk melakukan "penyelidikan antropologi pada kelompok ras tertentu" di kamp konsentrasi dan hasil penyelidikannya juga harus diserahkan.

Salah seorang korban yang masih hidup ialah Ofir. Umurnya dua belas tahun ketika ia jatuh dalam cengkeraman dokter kamp tersebut bersama saudara kembarnya, Tibi (Mengele konon paling suka mencari korban anak kembar).

Kata Ofir, "Ia mengunjungi kami sebagai paman yang baik hati di ruang poliklinik. Ia membawakan coklat. Sebelum kami dioperasi, ia berkata, "Jangan takut, tidak apa-apa." la lalu memotong buah zakar kami, kemudian kami diinjeksi dengan bahan kimia dan tulang punggung Tibi lalu dibedah.

Saudara saya mati dalam pelukan saya. Saya tidak mau melepaskannya. Rekan-rekan meraih mayat Tibi dari pelukan saya. Itulah kesaksian seorang tahanan Auschwitz, yang berhasil keluar hidup-hidup di depan "pengadilan Mengele" musim semi tahun ini di Jerusalem.

Baca juga: Ketika Perayaan Ulang Tahun Adolf Hitler yang ke-129 Diwarnai Aksi Bakar-bakaran oleh Massa Neo Nazi

Kamar kerja Mengele waktu itu "dihiasi" bola mata manusia (asli), yang ditusukkan ke dinding dengan jarum.

Menurut penuntut umum di Frankfurt, Josef Mengele bertanggung jawab untuk ratusan ribu jiwa tahanan kamp konsentrasi. Ia tidak menjaga jarak fisik dengan calon korbannya, tetapi bahkan sangat dekat.

Paling sedikit 74 kali, secara sukarela dan di luar jam dinas, ia berada di Stasiun Kereta Api Auschwitz untuk memilih calon korbannya. Dengan lambaian tangan ia memasukkan mereka ke dalam kamar gas atau ke stasiun percobaannya.

Mengele betul-betul malaikat maut. Anak kecil diiris-iris waktu mereka masih sadar, wanita disetrum sampai mati. Seorang tahanan yang keluar tanpa izin disedot darahnya sampai mati.

Orang-orang yang melihatnya dengan mata kepala sendiri pada "tribunal" itu baru berani membuka mulut. Mereka takut membicarakan hal itu, karena nanti impian buruk masa kecil akan terkuak kembali.

Baca juga: Ketika Perayaan Ulang Tahun Adolf Hitler yang ke-129 Diwarnai Aksi Bakar-bakaran oleh Massa Neo Nazi

Korban lain yang menceritakan pengalamannya di Auschwitz ialah Kalman Bar-On. Ia berusia empat belas tahun, ketika ia dan saudara kembarnya, Yehudit, bertemu dengan Mengele.

"la terscnyum penuh cinta kasih pada seorang anak kecil Cekoslowakia yang bernama Pepe. Anak itu diajaknya bermain sebelum diiris-iris untuk suatu eksperimen medis. Kemudian ia pulang untuk makan, seakan-akan tidak terjadi apa-apa."

Vera Kriegel berusia lima tahun, ketika tahun 1943 masuk Auschwitz bersama saudara kembarnya, Olga. Bersama ibunya anak kembar itu dimasukkan ke kandang yang demikian kecil, sehingga tidak ada yang bisa berdiri tegak.

Mereka hanya mendapat makanan sedikit dan setiap hari diinjeksi. Sepuluh hari mereka dibiarkan di situ untuk diamati.

Kemudian dokter kamp tersebut melakukan percobaan obat tetes mata pada scorang gadis yang discbut "Zigeuner (gipsy) kecil". "Suatu hari saya harus masuk ke dalam ruang khusus di poliklinik untuk mendapat obat tetes mata lagi. Ketika saya menatap dinding ruangan, saya melihat mata-mata manusia, segala warna, yang memandang.'Semua ditusuk jarum seperti kupu-kupu. Darah saya hampir beku," katanya.

Baca juga: Ketika Puluhan Orang Pasukan Komando Nazi Sukses Taklukan Lebih dari 1000 Orang Pasukan Belgia

Vera Alexander merupakan kekecualian di Auschwitz. Biarpun ia gadis Yahudi, ia dicampur dengan kelompok gipsy yang relatif lebih baik dibandingkan dengan kelompok Yahudi. Sebagai tanda terima kasih, Mengele disambut dengan lagu-lagu biola, kalau ia berkunjung ke situ.

Namun apa yang tidak mereka ketahui ialah bahwa justru kesehatan yang relatif lebih baik itu membuat mereka lebih cocok untuk dijadikan kelinci percobaan.

Menurut saksi Alexander, "Ada anak kembar, Guido dan Nina, yang umurnya belum empat tahun. Mengele menjemput mereka dan mengcmbalikannya dalam keadaan mengerikan. Me reka dibuat kembar siam. Punggung mereka dijahit menjadi satu dan pembuluh darahnya disambung. Luka-lukanya kemudian benanah dan mereka menangis siang malam. Ibunya, yang kalau tidak salah bernama Stella, berhasil mendapatkan morfin untuk mengurangi penderitaan anak-anaknya sampai mati."

Lebih dari seribu pasangan anak kembar dipilih dokter tentara SS itu untuk percobaan-percobaannya di Auschwitz. Hanya dua ratus yang masih hidup ketika perang usai.

Bukan hanya anak kembar yang menarik perhatiannya. Gisella Perl ialah dokter kandungan dari Hongaria. Ia melihat suami dan putranya meninggal. Ia sendiri dipilih sebagai "rekan sejawat" oleh Mengele. Ia dipekerjakan di bagian bersalin.

Baca juga: Ketika Suaminya Dibunuh oleh Nazi, Wanita Ini Membeli Tank dan Maju ke Garis Depan Medan Perang

Tugasnya terutama untuk memberi tahu kalau ada wanita hamil. Wanita hamil itu langsung dimasukkan ke dalam laboratorium, lalu perutnya diinjak oleh Mengele sampai janin keluar. Ibu dan anak itu diiris-iris sebelum dibakar. Sejak itu Gisclla menjadi ahli penggugur, biarpun ia orang yang saleh.

Namun, biarpun ia dokter pembunuh yang tanpa haei nurani, ia juga pencinta musik, yang mengadakan konser musik klasik di kamp. la juga pemimpin yang baik dari bagian kesehatan kamp konsentrasi.

Ranjangnya bersih dan ia suka memberi gula-gula kepada pasiennya yang dirawat di bagian pasien yang perlu makanan tambahan. Rupanya tidak ada orang yang jahat 100% termasuk Mengele.

Menghilang 18 tahun

Sampai 18 Januari 1945 Mengele tinggal di Auschwitz. Dua hari kemudian tempat tersebut dibebaskan oleh tentara Sovyet. Pada saat yang sama Verschuer juga kabur dari Berlin. Mengele menghilang, sedangkan Verschuer muncul kembali setelah beberapa tahun.

Yang satu lenyap terus, sedangkan yang lain meneruskan kariernya. Otmar Verschuer tahun 1949 menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan di Mainz dan dua tahun kemudian menjadi dosen dalam mata pelajaran genetika manusia di Munster.

Baca juga: Bachem Ba-349 Natter, Rudal Rancangan Nazi yang Menjadi Cikal Bakal Terciptanya Rudal Balistik Paling Mematikan di Berbagai Negara

Sampai ia pensiun tahun enam puluhan Verschuer dianggap se bagai "Bapak genetika manusia Jerman".

Bagaimana dengan Mengele? Setelah perang usai ia melarikan diri. Dari Jerman Selatan ia lari ke Austria. Di sana ia mestinya ditahan orang Amerika.

Dalam sepucuk surat yang ditemukan baru-baru ini, tanggal 26 April '47 Ben Gorby, pembantu dari Counter Intelligence Corps (CIC) memberi perintah kepada kepala bagian 430, cabang CIC di Wina, untuk menanyai Mengele tentang nasib dua puluh anak di Auschwitz.

Ini satu-satunya naskah yang dilepaskan pejabat AS dari arsip rahasia tentang Mengele. Empat lainnya tetap dirahasiakan dengan alasan "keamanan nasional" atau takut menyinggung negara lain.

Tanggal 20 Juni 1949, dengan kartu pengenal Palang Merah, ia kabur ke Argentina lewat Genoa. Ia menggunakan nama palsu Helmut Gregor. Lima tahun kemudian ia muncul dengan nama asli (kartu identitas no. 3.940.484) di bagian kota Florida, Buenos Aires, di mana dia menyewa rumah di Arenal 2460.

Baca juga: Didoktrin Tidak Perlu Percaya Tuhan, Pasukan SS Nazi Menjadi Pasukan Paling Brutal dan Kejam di Dunia

Kemudian ia pergi ke Paraguay. Selama itu jaksa Frankfurt mencarinya lagi. Mengele, yang dengan dekrit kewarganegaraan nomor 809 menjadi warga negara Paraguay, harus menyembunyikan diri lagi.

Tahun 1961 ia me lintasi perbatasan menuju Brasil. Menurut catatannya sendiri, ia menyembunyikan diri di sebelah selatan negara itu selama delapan belas tahun dengan nama Peter Hans Hochbechler.

Pelindungnya teman sesama Nazi, antara lain keluarga Bossert. Selama itu ia hidup dari petenakan dan kebun kopi.

Rupanya keluarganya tahu di mana Mengele berada. Bahkan Rolf tahun 1977 pernah menjenguk ayahnya dan membuat foto bersama.

Walaupun ia sudah menyebabkan penderitaan ratusan ribu orang, kakek itu bisa menulis sajak seperti anak muda, mengurus kebun, main dengan anak-anak rekan.

Tidurnya nyenyak, seakan-akan ia tidak mempunyai hati nurani. (Ulrich Voikiein – Intisari Agustus 1985)

Baca juga: Fuhrer Bunker, Tempat Hitler dan Eva Braun Menikah Lalu Bunuh Diri

Artikel Terkait