Intisari-Online.com – Seorang korban Holocaust berusia 102 tahun ini berpikir bahwa seluruh keluarganya telah tewas dalam Perang Dunia II sampai ia bertemu keponakannya.
Holocaust adalah penyiksaan dan pembantaian terhadap sekitar enam juta orang Yahudi oleh rezim Nazi dan kolaboratornya secara sistematis, birokratis, dan disponsori oleh negara.
Eliahu Pietruszka mengetahui bahwa ternyata saudaranya selamat dari Holocaust dan anak saudara lelakinya itu, yaitu keponakannya, akan datang dari Rusia untuk mengunjunginya di Israel. Demikian menurut laporan Associated Press.
Pertemuan mereka yang penuh air mata dan kegembiraan itu mungkin terjadi karena cucu-cucu mereka memanfaatkan basis data genealogis di peringatan Yad Vashem Holocaust Israel.
Baca juga: Momen Mengharukan Ketika Orangtua Ini Bertemu Putrinya yang Hilang 24 Tahun yang Lalu
“Dua malam saya tidak tidur untuk menunggu Anda,” kata Eliahu Pietruszka saat bertemu dengan keponakannya yang berusia 66 tahun, Alexandre Pietruszka.
Alexandre Pietruszka melakukan perjalanan dari kota kecil di Rusia menuju ke panti jompo di Israel di mana Eliahu tinggal pada November 2017 yang lalu.
“Kau benar-benar salinan ayahmu,” kata Eliahu Pietruszka, seorang pensiunan ahli mikro, dalam bahasa Rusia. Ia memeluk keponakannya dan menciumi pipinya.
Eliahu Pietruszka melarikan diri dari Polandia pada tahun 1939 pada usia 24 tahun, meninggalkan orangtuanya dan adik kembarnya, Volf dan Zelig.
Baca juga:Mengharukan! Bocah 12 Tahun Ini Rawat Ibunya yang Janda dan Digerogoti Tumor Ganas
Kedua orangtuanya dan Zelig terbunuh di kamp kematian Nazi. Eliahu tahu bahwa Volf telah melarikan diri dari penyiksaan di Polandia, tetapi ia mengira bahwa saudaranya itu telah meninggal di kamp kerja Siberia.
Tapi ternyata Volf bertahan dan bekerja selama bertahun-tahun sebagai pekerja konstruksi di sebuah kota industri Rusia di Pegunungan Ural.
Pada tahun 2005, Volf Pietruszka mengisi halaman kesaksian untuk Eliahu, yang menurutnya telah meninggal, pada peringatan Yad Vashem.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR