Sunguh ngeri melihat aneka macam penganiayaan jasmani dan rohani yang dilakukan atas tahanan-tahanan itu. Masih kulihat sel-sel yang berukuran 80 x 80 cm dan tinggi 2 meter.
Cukup untuk berdiri saja. Seakan-akan itu belum cukup, sel yang begitu sempit masih diterangi dengan lampu yang berkekuatan 1.000 watt. Berapa lama mereka ditahan dalam sel semacam itu tergantung dari kemurahan hati para pejabat kamp tersebut.
Entah 3 atau 14 hari. Mungkin juga sampai 28 hari. Jika hukuman itu berlangsung 3 hari tak perlu diberi makan. Jika melebihi jangka waktu itu, setiap empat hari diberi sekedar ransum supaja tahan beberapa hari lagi.
Sesuatu yang sangat ditakuti ialah hukuman "gantung tangan" artinya anggota badan ini ditelikung kebelakang, lalu orangnya diangkat setinggi kira-kira 2 meter. Jika hukuman itu berlangsung beberapa jam, niscaya pemilik tangan itu kemudian tak akan dapat menggunakannya selama beberapa hari.
Baca juga: Terus Dihantui Mimpi Buruk, Korban Selamat Holocaust Ini Masih Mengenakan Seragam Kamp Konsentrasi
Namun yang paling mengerikan ialah jika seorang tahanan diperintahkan serdadu SS untuk memanjat sebuah pohon, sedangkan tahanan lain disuruh menebang pohon tersebut.
Selama duduk diatas dahan pohon itu sambil menunggu ajalnja, si terhukum diharuskan menyanyikan suatu nyanyian rakyat Jerman. Praktek ini pada permulaan didirikannya kamp Dachau itu telah beberapa kali dilakukan.
Bahwa tahanan-tahanan lain tidak betah melihat perlakuan sedemikian kiranya tidak mengherankan. Banyak diantaranya yang mencoba menghindarinya dengan bunuh diri, satu-satunya hak yang tidak dicabut.
Barak yang menakutkan juga ialah bagian untuk pasien-pasien yang diserang penyakit diare. Kadang-kadang hitam karena lalat dan seringkali kotoran rekan diatas membasahi pasien yang tidur dibawahnya. Belum kutu-kutu busuk.
Penghuni yang masih sehat juga ada "fungsi"nya, yakni sebagai kelinci percobaan. Pelaksanaan "eksperimen" berlangsung disuatu blok yang tertutup bagi eetiap orang yang tidak berkepentingan. Yang paling disukai sebagai “kelicinci” ialah pastor-pastor Polandia, orang-orang Rusia, Gipsy, dan orang-orang dari Ukraina.
Baca juga: Francine Christophe, Penyintas Holocaust yang Mengenang Banyaknya Kebaikan di Kamp Konsentrasi Nazi
Apa jang terjadi jika seseorang jatuh didalam air laut? Berapa lama ia akan bertahan. Untuk mengetahui reaksinya dengan tepat, "para penyelidik" tidak segan-segan untuk membenamkan
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR