Advertorial
Intisari-Online.com - Meskipun Korut di awal tahun 2018 ini mulai menghembuskan angin perdamaian ke Korsel, tapi teror Korut terhadap rakyatnya demi melanggengkan kekuasaan diktator Kim Jong Un terus berlangsung.
Pasalnya Kim Jong Un terus mempraktekkan hukuman mati dengan cara yang sangat kejam bagi warga Korut yang dianggap bersalah.
Meski kesalahan yang dilakukan sebenarnya sepele.
Sesuai kesaksian warga Korut, Yeomyong, yang berhasil melarikan diri dari Korut dan kemudian tinggal di AS, dia sering menyaksikan pelaksanaan hukuman mati warga Korut yang sengaja dilakukan di depan umum.
(Baca juga: (Foto) Mayat-mayat Ini 'Dihidupkan' Kembali Justru dalam Acara Pemakamannya, Aneh Sekaligus Mengerikan!)
Pada tahun 2015, Yeomyong menyaksikan pelaksanaan hukuman mati bagi Menteri Pertahanan Korut, Hyong Yong Col.
Hyong Yong Col terpergok melakukan kesalahan fatal karena tertidur ketika menghadiri pertemuan yang dipimpin Kim Jong Un.
Akibatnya Hyong Yong Col dijatuhi mati di depan ribuan warga Korut yang dipaksa hadir menonton dengan cara ditembak menggunakan meriam penangkis serangan udara.
Tidak hanya Hyong Yong Col yang dieksekusi menggunakan senjata penangkis serangan udara.
Menurut kesaksian seorang wanita Korut yang berhasil melarikan diri, Hee Yeon Lim dan bicara ke sejumlah media Barat, 11 orang pemusik Korut yang dituduh membuat konten pornografi juga dieksekusi menggunakan meriam penangkis serangan udara.
Ketika dieksekusi semua peluru meriam ditembakkan sehingga menghancurkan tubuh 11 orang terpidana mati itu.
Setelah itu sebuah tank maju lalu menggilas tubuh 11 orang pemusik nahas yang hancur itu sampai rata dengan tanah.
Selain menggunakan senjata antiserangan udara, Kim Jong Un juga menerapkan hukuman mati menggunakan mortir.
(Baca juga: Pantas Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Everest Terlihat Memilukan, Ternyata 13 Hal Ini Yang Terjadi)
Tujuannya adalah agar si terhukum hilang tanpa bekas setelah tubuhnya tepat dihajar ledakan mortir.
Salah satu korban hukuman mati menggunakan mortir adalah wakil menteri tentara Korut yang kepergok melaksanakan pesta beberapa hari setelah Kim Jong Il (ayah Kim Jong Un) meninggal.
Rezim Korut memang sengaja menerapkan hukuman mati melalui cara-cara paling mengerikan untuk menciptakan “atmosfir teror” di se antero Korut.
Tujuannya jelas, bagi siapa aja warga Korut yang berani menentang rezim Kim Jong Un dipastikan akan mendapat hukuman mati yang mengerikan.
Demi “menampung” warga Korut yang dianggap melanggar hukum, Korut hingga saat ini masih memiliki kamp-kamp konsentrasi untuk menghukum warganya baik pria maupun wanita.
Warga Korut atau orang asing yang dimasukkan ke kamp konsentrasi ala Nazi pada PD II dipastikan akan mati secara perlahan.
Pasalnya semua tahanan diperlakukan secara kejam dan dibiarkan mati kelaparan
Para wanita yang masuk ke kamp konsentasi Korut, umumnya diperkosa oleh para penjaga kamp.
Jika sampai hamil, ia dibiarkan hidup hingga melahirkan dan setelah itu dieksekusi karena hamil akibat diperkosa dianggap kesalahan.
Sementara janinnya yang tidak berdaya, kemudian dibunuh dan dilemparkan ke anjing-anjing penjaga kamp yang sudah terbiasa makan daging manusia.
(Baca juga: Begini Rupa 5 Bongkahan Emas Terbesar di Dunia, Beratnya bahkan Mencapai Puluhan Kilogram!)