Penjara di bawah tanah
Di bawah gedung tersebut, yaitu di ruangan bawah tanah, terdapat penjara. Ruangan itu masih ada sampai sekarang, tetapi tentu saja tidak dipakai sebagai penjara lagi. Pada tanggal 26 April 1973, sebuah tim dari Panitia Pemugaran mengadakan peninjauan ke sana.
Kami berkesempatan turut serta dan sempat pula melongok ke dalam bekas penjara itu. Dari jendela-jendela kecil dengan jeruji besi empat persegi besar, tampaklah sel-sel yang kini kosong dan gelap.
Sel-sel itu sempit dan berlangit-langit rendah, berdinding beton kokoh dan kurang menerima cahaya dari luar. Begitu kecil ukuran ruangan itu sehingga dalam buku Oud Batavia, Dr. F. de Haan menamakannya “lubang gelap” (donker gat) dan kandang-kandang (hokkeri).
Untuk melukiskan tentang penjara tersebut, Dr. F. de Haan menggunakan kata-kata “kenang-kenangan menyeramkan” (grimmige herrinneringen). Ahli itu menulis:
"Yang sampai ratusan tahun membuat bulu roma berdiri sehubungan dengan gedung Stadhuis adalah penjaranya.
Gerbang penjara terletak di samping kiri Stadhuis, pada jalan raya Binnen Nieuwpoortstraat (sekarang Pintu Besar Utara). Sebuah gerbang tembok kecil, dengan pintu yang besar dan menyeramkan. Pada pintu itu terdapat lubang pengintai (spiegat) dan pengetuk (klopper — alat logam yang tergantung untuk mengetuk pintu). Di balik gerbang terdapat sebuah bilik kecil dan gelap dengan seorang penjaga pintu berwajah bengis.
Lewat sedikit dari bilik penjaga itu, kita sampai pada gerbang kedua dengan pintu ganda. Pintu yang satu, yang lebih kecil, menghadap ke jalan raya. Pintu kedua yang lebih tinggi, tembus ke pekarangan belakang Stadhuis. Kedua pintu itu bergerendel besar-kekar."
“Siapa ingin merinding, boleh masuk ke situ,” kata de Haan. (“Wie op kippevel gesteld is, moet hier zijn...”)
Dari gubernur jenderal sampai pemberontak Tionghoa
Tentang penjaranya sendiri, di situ ada 5 buah. Dua di antaranya berada di bawah wewenang Raad van Justitie dan tiga di bawah wewenang Raad der Schepenen. Untuk menuju sel-sel yang gelap dan sempit itu, kita harus melalui sebuah pintu di pekarangan belakang. Di depan pintu membentang selokan kecil sepanjang dinding luar penjara.
Pada waktu peninjauan tahun 1973 itu, selokan tersebut dangkal karena penuh lumpur campur pasir. Sel-sel itu hanya menerima cahaya luar melalui jendela-jendela kecil yang berjeruji besi besar-besar tadi. Jendela-jendela itu sekaligus berfungsi sebagai ventilasi. Tetapi tidak banyak manfaatnya, sebab tak sampai 1 meter di depan jendela-jendela menjulang tembok setinggi satu meter lebih, yang memisahkan penjara dari pekarangan belakang.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR