Setelah Nabi Muhammad wafat pada 632 M, terjadi masalah suksesi yang menimbulkan perselisihan di antara umat Muslim.
Umar sempat meminta Abu Ubaidah untuk menyalonkan diri sebagai khalifah, tetapi menolak.
Setelah itu, Abu Ubaidah menjadi komandan tentara Muslim dalam beberapa pertempuran dan berperang bersama Khalid ibn al-Walid.
Di bawah komando Khalid, mereka berhasil mengalahkan tentara Bizantium (Romawi Timur) pada 30 Juli 634 M.
Satu minggu kemudian, Abu Ubaidah bersama Khalid bergerak menuju Damaskus dan mengalahkan tentara Bizantium lainnya dalam Pertempuran Yakusa pada pertengahan Agustus 634 M.
Sesampainya di Damaskus, pasukan Muslim langsung mengepung kota, di mana Khalid memerintah Abu Ubaidah untuk mengepung Gerbang Jabiya Damaskus.
Karena kalah telak, pasukan Bizantium diberi waktu untuk melakukan gencatan senjata selama tiga hari dan diizinkan pergi sejauh mungkin bersama keluarga dan harta mereka.
Pada 22 Agustus 634 M, Khalifah Abu Bakar wafat dan digantikan oleh Umar.
Tidak berselang lama, Abu Ubaidah diangkat sebagai panglima perang.
Dengan jabatan barunya itu, kiprah Abu Ubaidah di medan perang semakin menanjak.
Seperti diketahui, ia segera menaklukkan Levant Tengah, terjun dalam Pertempuran Emesa dan mengalahkan tentara Bizantium dalam pertempuran kedua di Damaskus.
Selain itu, Abu Ubaidah dan Khalid masih berdampingan dalam Perang Yarmuk, penaklukan Yerusalem, mempertahankan Emesa, dan penaklukan Al-Jazira.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR