Baca Juga: Inilah Tata Cara Puasa Weton dan Manfaat Puasa Weton Menurut Keyakinan
Proses perpindahan tersebut disebut sebagai Boyong Kedaton, atau perpindahan Keraton Kartasura menuju Keraton baru di Desa Sala.
Kirab Boyong Kedaton dimulai dengan gelaran tari bedhaya dan srimpi, disusul dengan tembakan senapan tiga kali disambung bunyi meriam menggelegar.
Dipimpin langsung oleh Sunan Pakubuwono II, rombongan besar Kerajaan Mataram Islam, berpindah dari Keraton Kartasura yang sudah hancur ke Keraton Surakarta di Desa Sala.
Rombongan keluarga raja dan pejabat tinggi kerajaan dikawal lima batalyon prajurit dan 200 prajurit berkuda.
Seluruh pusaka dan harta benda kerajaan turut diboyong.
Adapun keraton yang baru diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat yang masih digunakan hingga saat ini.
Pusat Kerajaan Mataram Islam yang baru dipindahkan dari Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan ke Keraton Surakarta di Desa Sala.
Desa Sala kala itu dipimpin oleh seorang sepuh bernama Ki Gede Sala.
Desa Sala dipilih sebagai lokasi keraton baru karena keberadaan Sungai Bengawan Solo yang berfungsi sebagai pusat perdagangan.
Pihak kerajaan melakukan pembebasan tanah untuk dibangun keraton dengan membayar uang kepada penduduk sekitar.
Pembangunan Keraton Surakarta Hadiningrat dimulai pada 1743 hingga 1745.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR