Ia tertembak di dada oleh seorang prajurit Belanda yang menyamar sebagai pedagang.
Jenazah Teuku Umar dibawa oleh Belanda dan dipenggal kepalanya.
Kepala Teuku Umar kemudian dipamerkan di berbagai tempat untuk menakut-nakuti rakyat Aceh.
Meskipun Teuku Umar telah gugur, perjuangannya tidak sia-sia.
Ia telah memberikan inspirasi dan motivasi bagi rakyat Aceh untuk terus melawan Belanda.
Istrinya, Cut Nyak Dhien, juga tidak menyerah dan melanjutkan perjuangan suaminya sampai tetes darah terakhir.
Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia yang berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Siasat perang Teuku Umar yang menyerahkan diri kepada Belanda hingga dicap pengkhianat ternyata hanya ingin mengelabuhi Belanda adalah salah satu contoh dari kecerdikan dan keberanian seorang pejuang.
Teuku Umar tidak peduli dengan cap buruk yang dilekatkan padanya, asalkan ia bisa mengalahkan musuhnya.
Teuku Umar juga tidak takut mengorbankan nyawanya demi tanah airnya. Teuku Umar adalah sosok yang patut diteladani oleh generasi muda Indonesia.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR