Baca Juga: Inilah 5 Kitab Karangan Sebagai Peninggalan Sejarah Masa Hindu Buddha di Indonesia
Kerajaan Kediri merupakan kerajaan yang majemuk, yang terdiri dari berbagai agama dan kepercayaan, seperti Hindu, Buddha, Syiwa, Wisnu, dan lain-lain.
Namun, Raja Kertajaya tidak menghormati keragaman tersebut, dan malah mencoba untuk memaksakan kepercayaannya sendiri kepada rakyatnya.
Raja juga mengeluarkan perintah-perintah yang bertentangan dengan ajaran agama, seperti melarang penyembahan terhadap dewa-dewa tertentu, menghancurkan candi-candi, dan mengubah nama-nama tempat suci.
Perintah-perintah ini menyinggung perasaan para penganut agama, terutama para brahmana, yang menganggap raja telah menghina dan mengancam keberadaan agama mereka.
Adanya ancaman dari luar Kerajaan Kediri.
Pada masa pemerintahan Kertajaya, Kerajaan Kediri juga menghadapi ancaman dari kerajaan-kerajaan lain yang ingin merebut wilayah dan kekuasaannya.
Salah satu kerajaan yang menjadi saingan Kediri adalah Kerajaan Singhasari, yang dipimpin oleh Ken Arok.
Ken Arok adalah seorang pemberontak yang berhasil membunuh Tunggul Ametung, raja Jenggala, dan merebut tahtanya.
Ken Arok kemudian membangun kerajaan baru yang bernama Singhasari, yang berpusat di Tumapel.
Ken Arok memiliki ambisi untuk menyatukan seluruh pulau Jawa di bawah kekuasaannya, termasuk Kediri.
Untuk itu, ia berusaha untuk menggalang dukungan dari para brahmana dan rakyat Kediri, yang tidak puas dengan pemerintahan Kertajaya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR