Bentuk tipografi merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus.
Baca Juga: Inilah 5 Keraton Nama Kerajaan dari Asal Daerah yang Ada di Indonesia
Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta (wilayah yang terletak di selatan Yunani).
Lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar ke seluruh Eropa.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma, Italia, saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya.
Sebab, saat itu bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri.
Mereka mempelajari sistem tulisan Etruska tang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini, tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi.
Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak.
Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai desain yang digunakan di Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur.
Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR