Sultan Agung adalah raja yang taat beragama. Ia menganut aliran Islam yang bersifat tasawuf, yang menekankan pada penghayatan batiniah.
Ia juga menghormati keberagaman agama dan kepercayaan di antara rakyatnya.
Kemudian tidak memaksakan Islam kepada mereka yang berbeda keyakinan, tetapi memberikan kebebasan untuk memeluk agama yang mereka inginkan.
Ia juga mengadakan dialog dan kerjasama dengan para ulama, kyai, dan tokoh agama lainnya .
5. Menciptakan budaya kejawen yang kaya dan unik. Sultan Agung adalah raja yang berjiwa seni.
Ia menggabungkan unsur-unsur Islam dan Jawa dalam berbagai aspek kebudayaan, seperti bahasa, sastra, seni, dan adat.
Kemudian menciptakan aksara Jawa yang baru, yang disebut aksara hanacaraka, yang berdasarkan pada huruf Arab.
Ia juga menulis karya sastra yang monumental, seperti Serat Babad Tanah Jawi, Serat Pararaton, dan Serat Centhini.
Ia juga mengembangkan seni pertunjukan, seperti wayang, gamelan, dan tari.
Juga menetapkan kalender Jawa yang baru, yang disebut kalender Saka, yang berdasarkan pada perhitungan Islam .
6. Membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara asing.
Baca Juga: Taktik Penyakit Sultan Agung, Kisah Mataram Serang VOC di Batavia Dengan Wabah Penyakit
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR